webnovel

Save Hendrikson (Two)

Semua orang yang berdiam di dalam gudang bekas no.13 dermaga pelabuhan Saint Martin.

Berhamburan panik luar biasa.

Berpencar mencari tameng atau perisai untuk melindungi diri dari ledakan dinamit.

Yang dilempar oleh Sherlock Holmes.

...........

Tampak dinamit masih berbau sumbu terbakar.

Percikan kembang api yang sudah mendekati tangkal batang dinamit.

Semua orang jongkok dan menundukkan kepalanya dengan bersembunyi di balik kotak-kotak kayu yang sebesar ukuran orang dewasa.

.........

Satu menit telah berlalu.

Tampak tak ada ledakan yang besar yang terjadi.

Dinamit masih tergeletak di lantai batu.

Tanpa sumbu yang telah habis terbakar.

Gubernur yang paling dekat dengan gulungan bom yang melilit 7 batang dinamit.

Segera bangun berdiri untuk memeriksanya.

Menghampiri dan memegang dinamit tersebut.

"SIALAN KAMU...SHERLOCK HOLMES..."

Teriak Gubernur yang telah tertipu oleh bom dinamit hanya batang kosong.

..........

Memandang sekitarnya.

Sherlock menghilang dari posisi terakhirnya.

Juga Hendrikson yang berpisah darinya ini menghilang bersama.

"CARI....MEREKA....."

"Jangan dibunuh...Bawa saja mereka kepadaku...!?", suruh gubernur yang kembali di posisi kursi yang rapuh tersebut.

Anak-anak buah gubernur yang mendengar perintah gubernur.

Segera beranjak bangun dari persembunyian mereka.

...........

"DOOOOOARRR....TRRIINKK"

"DOOOOAARRR...TRINNKKK."

"DOOOAAARR....TRIINKK"

Suara senjata pistol meletus yang menembak mati lampu-lampu gudang bekas.

Sehingga suasana kembali gelap yang redup.

Keadaan semakin menakutkan bagi anak-anak buah gubernur yang kaget dengar suara tembakan.

Berjalan pelan dan berkeliling sekitar gudang bekas untuk mencari Sherlock dan Hendrikson.

Gubernur pun dikawal beberapa orang bersenjata pistol setelah terdengar suara tembakan.

..........

Sherlock yang berpakaian ala detektif dan warna hitam gelap ini.

Sangat membantunya.

Bersatu dengan bayangan gelap sudut gedung bekas.

Menunggu dan melihat ada dua orang bersenjata pistol sedang melintas di depannya bersembunyi.

Segera mencengkram leher dan menariknya ke bayangan gelap sudut gedung bekas.

Kemudian.

Menahan pistol yang dipegang dan memukul keras wajah berkali-kali dengan siku lengan Sherlock hingga K.O.

Menariknya juga ke dalam bayangan sudut gedung bekas.

Tersisa 8 orang bersenjata pistol.

.........

Sherlock mengendap-endap dan berpindah-pindah posisi untuk tetap tak kelihatan.

Menaiki tumpukan tinggi sebuah peti kotak kayu besar sembari membungkuk badannya.

Melihat ada seorang bersenjata pistol di bawahnya dan di samping juga rekannya.

Sherlock meloncat sembari memegang pistolnya sebagai alat pukul keras ke kepala orang bersenjata pistol hingga K.O.

Kemudian.

Memegang pistol rekannya dan menahan tubuhnya.

"DOOOOARRRRRR"

Suara pistol meletus dari rekan bersenjata pistol.

Sherlock panik.

Langsung memukul keras berkali-kali dan mencengkram lehernya hingga K.O.

Menarik lagi ke dalam bayangan sudut gedung bekas dengan bergesa cepat.

Tersisa 6 orang bersenjata pistol.

..........

Mereka yang sedang mencari itu terkejut.

Segera berkumpul.

Segera menyusuri lokasi asal usul suara tembakan pistol.

Tapi tak menemukan siapapun.

Sherlock masih berlanjut dengan berlindung balik kotak-kotak kayu yang dianggap peti kemas.

Mengisi ulang senjata pistol hingga lengkap.

"DOOOARR.....DOAAR.....DOOOOAAAARR"

Suara tembakan jarak jauh dari Sherlock melumpuhkan 3 orang dari kumpulan orang bersenjata pistol.

Tersisa 3 orang bersenjata pistol.

..........

Tak mau mengalah.

Mereka membalas serangan tembakan kepada Sherlock.

"DOOOOAARRR....DOOOAAAR....DOOOAARRR"

Pertarungan ala koboi pun terjadi.

..........

"KRRRIIICCKK....KRRIICKCK"

Suara pistol yang kosong pelurunya.

Sherlock segera mengisi kembali pistolnya.

Saat hendak mengambil isi ulangnya di tas jinjingnya.

"PREKKK"

Sebuah ujung pistol menempel pada kepala Sherlock Holmes.

Sherlock berpaling dan menatap wajah jahat gubernur yang mengancam pakai pistolnya.

"Berdiri....Sherlock Holmes..."

Sherlock meletakkan pistolnya di lantai batu bersama tas jinjingnya.

Kemudian.

Berjalan dan menghampiri 3 orang bersenjata pistol sembari di bawah ancaman ujung pistol gubernur.

"Tahan dia....."

Sherlock pun ditahan dengan cengkraman tangan kuat yang melilit kedua tangannya dengan 2 orang anak buah gubernur.

"Periksa tasnya.....Periksa pakaiannya...."

Suruh Gubernur yang ingin buku pandora ditemukan kepada satu orang tersisa.

Ajudan yang penakut ini masih bersembunyi entah dimana.

"Pak Gubernur....Tak ada bukunya...."

"Disini...Juga....Tak ada....", respon anak buahnya.

Gubernur semakin emosi.

"DIMANA..."

"Buku pandora yang tadi kamu bawa....!?", tanya serius gubernur.

Sherlock hanya tersenyum saja.

"Kamu tak akan mendapatkannya...."

"Aku sudah berikan ke Hendrikson....agar dibawa ke polisi...", jawab sembari mengakali gaya Sherlock.

Gubernur yang terkejut bukan main.

Segera berpaling dan memeriksa gerbang gudang bekas.

Ternyata masih tertutup rapat dengan rantai baja sebagai pengunci yang kuat.

Setelah melihat tersebut.

Gubernur semakin marah banget.

Karena ditipu lagi oleh Sherlock Holmes.

Langsung berlari dan meninju wajah Sherlock dengan amat keras.

Berkali-kali pukulan tinju oleh Gubernur yang seorang mantan tentara militer france dan keluarga turun temurun bangsawan france yang berkuasa atas Pulau Juan de Nova.

Sherlock berdarah dan memar di wajahnya.

"Kamuuuuu....sudah tuaa...masih....okay saja....tanganmu....Pak Gubernur.", ucap puji Sherlock.

Gubernur yang sudah kesakitan pada tangannya.

Meminta seorang anak buahnya ini melanjutkan kekerasan fisik pada Sherlock.

Hingga Sherlock menjadi loyo dan lemas karena menahan sakit.

Dengan posisi berlutut.

Dan dua tangannya dipegang kuat oleh anak-anak buah gubernur.

..........

"Criiiicckkk"

Suara kongkangan senjata pistol siap ditembakkan di depan kepala Sherlock.

"HENDRIKSON....."

"JIKA KAMU DENGAR AKU...."

"AKU TAHU.....KAMU MASIH DISINI...."

"BERIKAN BUKU PANDORA..."

"ATAU AKU AKAN MENEMBAK MATI...."

"DETEKTIF SHELOCK HOLMES....."

Teriakan sangat keras Gubernur yang mengemakan gudang bekas.

Dan menguncang hati Hendrikson yang bersembunyi di dalam kotak kayu peti kemas.

Hendrikson yang tak mampu keluar dari kotak kayu karena luka-luka yang dideritanya cukup berat.

Memilih pasrah hati.

"KELUAR....HENDRIKSON..."

Gubernur merasa suara ancamannya ini tak dipercaya oleh Hendrikson.

"AKU HITUNG DARI LIMA...."

Siap-siap hitung mundur yang diucapkan oleh Gubernur.

Mereka dan Sherlock yang agak dekat gerbang gudang bekas ini.

Melihat-lihat sekitarnya untuk mengetahui apakah Hendrikson akan keluar atau tidak.

...........

"LIMA"

Seiring setetes genangan air yang jatuh.

"EMPAT"

Hendrikson berpikir lagi.

Berusaha keluar dari persembunyian.

"TIGA"

Percikan listrik yang konsleting pada lampu-lampu masih menyala.

"DUA"

Kepakan burung-burung merpati yang terbang menjauhi gerbang gudang bekas.

Seakan-akan takut akan sesuatu.

...........

"TOK...TOK...TOK..."

Gubernur yang sudah siap akhiri hitungan mundurnya.

Dikejutkan oleh sebuah suara irama ketukan gerbang dari luar.

Karena merasa hanya angin yang mengetok gerbang.

........

Gubernur melanjutkan hitungannya yang terakhir.

"SATUUUUU"

Waktu pun melambat.

Jari yang hampir menekan pemicu pistol ini.

Tiba-tiba.

"BOOOOOAAAAAMMMMMMMMM"

Ledakan sangat keras yang menghancurkan gerbang gudang bekas no.13.

Agak dekat posisi Sherlock Holmes dan Gubernur Pulau Juan de Nova.

........