"Aku masuk dulu, ya! Babay!"
Ilham ikut melambaikan tangannya mengantar kepergian Sheila yang sudah menghilang di dalam gerbang kampusnya.
Ia menggeleng pelan. Ia pikir ditinggal selama tiga hari, Sheila akan berubah menjadi gadis dewasa yang tidak manja padanya.
Namun ternyata gadis itu masih tetap sama. Bahkan jauh lebih manja dibanding sebelum ia berangkat ke Surabaya.
Seperti halnya sebelum berangkat ke kampus. Sheila dengan sikap manjanya tidak ingin memakai sepatu sendiri, dan Ilham lah yang harus memakaikannya.
Untuk berjalan dari teras depan ke dalam mobil pun, ia tidak ingin berjalan sendiri. Maka Ilham dengan sigap membawanya ke dalam gendongan.
Namun itu bukannlah hal besar baginya. Ilham senang, ia bahagia. Itu artinya Sheila benar-benar membutuhkannya.
"Halo, Boy. Kenapa?"
"Lo di mana? Gue mau ketemu"
"Gue baru nganter Sheila kuliah. Ketemu di mana?"
"Nanti gue kasih tahu alamatnya."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com