"Manusia di ciptakan dengan berpasang-pasangan. Takdir mereka pun sudah tertulis sejak puluhan abad lalu. Jadi, mengapa perihal jodoh saja harus di khawatirkan?."
Beama menatap teman sekamarnya dengan tatapan redup. Hatinya terasa nyaman saat laki-laki itu menjelaskan tentang perihal jodoh dan takdir yang telah di tetapkan.
"Jangan takut jodoh kita di ambil orang. Semuanya sudah ada yang mengatur." Lelaki itu menepuk bahu Brama dan berlalu meninggalkannya.
Di samping Brama, Adi yang juga ikut menyimak turut merasa lebih terbuka antara hati dan kehidupan dunianya yang yak seberapa.
"Bram, gue ngerasa berdosa banget ya dulu. Kalau inget masa lalu, gue malu sama Tuhan."
Brama tersenyum tipis sebari merangkul kedua bahu sahabatnya. "Makanya, kita harus bersyukur karena masih dikasih umur buat tobat. Untungnya, hati dan jalan gue terbuka sampe ssjauh ini."
"Gue juga beruntung karena punya temen kayak lo."
"Di, gue boleh tanya sama lo?."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com