SINAR matahari sudah masuk ke celah-celah jendela kamar Sandro, ia terbangun karena terganggu cahaya matahari itu.
Sandro menggeliat, matanya menangkap sebuah jam mini yang ada di atas nakas, di sana jam sudah menunjukkan pukul enam pagi.
Sandro menyibak selimut, ia turun dari tempat tidur. "Sial...! Aku terlambat lagi untuk menunaikan sholat subuh."
"Ini semua gara-gara Aira si gila itu," umpatnya dengan kesal.
Sandro menuju kamar mandi. Hingga beberapa menit, lelaki itu baru selesai membersihkan diri.
Untuk sholat subuh...? Rasanya sudah tidak mungkin lagi. Sudah terlalu siang,
Sandro malu pada dirinya sendiri, tapi dia berusaha memaklumi. Toh tidak setiap hari dia bangun kesiangan.
Sandro membuka lemari pakaian Brian, beberapa kemeja Papanya terlihat masih ada yang belum dikenakan. Masih terlipat dengan rapi di dalam plastiknya.
Di ambilnya satu yang berwarna cokelat khaki, Sandro melekatkan kemeja itu ke tubuhnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com