"KAMU kenapa sedih, Ra?" Hans mendekati ponakannya. Dibelai-belainya rambut Aira. Rambut sebahu yang selalu diikat tinggi oleh Valeria.
Dulu Aira membiarkan saja rambutnya yang ikal tergerai bebas membingkai wajahnya yang cantik.
Namun sekarang tentu saja berbeda, kalau rambut itu tetap digerai tanpa pernah di sisir. Ah, tak sanggup Hans membayangkan apa yang akan terjadi.
Sejak menderita sakit, Aira sudah tak lagi hirau dengan tubuhnya. Ia tidak ingat mandi bila tak diingatkan. boro-boro sisiran apa lagi berdandan.
Kerjanya sehari-hari hanya duduk termenung, tertawa, atau sesekali menangis tanpa suara.
Hanya airmata saja yang jatuh berderai membasahi pipi hingga jatuh di pangkuannya sendiri.
Tapi bila hatinya sedang baik, maka Sasabyla lebih sering terlihat duduk diam dalam waktu yang lama.
"Aku sangat prihatin dengan kondisi Aira," Suara Hans memecah keheningan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com