Miranda menatap lelaki yang duduk di samping anak gadisnya. wajah yang tampan dan tubuh yang atletis.
Dagunya yang runcing terlihat serasi dengan dagu Aila yang juga lancip. Inikah yang namanya jodoh ...?
Bukan tak pernah Miranda mengenalkan anak gadisnya itu dengan beberapa putra dari kenalannya.
Namun Aila selalu enggan menanggapi. Bukan cuma Aila, Vierna dan Bima pun sama saja.
Ketiga anak-anaknya selalu saja menolak bila dijodohkan. Padahal Miranda sudah sangat rindu memiliki cucu dan menantu.
Kisruh rumah tangga yang berakhir tragis, yang pernah mereka alami, sepertinya menjadi pemicu dari sikap enggan ketiga anaknya.
Miranda jadi susah memaksa, apalagi sampai menyalahkan. Siapa sih yang mau terperangkap dalam trauma ...?
Tapi kenangan yang ditinggalkan Hana Aura dan Sandi Lakaran memang bukan kenangan yang indah untuk diingat.
Walau pada akhirnya semua anak-anak Miranda bisa menerima, bahkan mereka pun tak menolak kehadiran Aira Aurelia.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com