"Sepertinya kita harus pindah nek?
"Pindah? pindah kemana?. Dalam 10 tahun sudah 10 kali mereka pindah rumah kontrakan. Tetapi tinggal dimanqpun mereka di kota ini tetap bisa di temukan ibu atau ayah. "Shasha kita tidak perlu pindah".
" Tapi nek?" Nenek menarik tangan Shasha. agar duduk di kursi bersamanya. " Kita tidak perlu pergi. Kita akan hadapi mereka. Mereka bukan musuh. Mereka orangtuamu". Shasha merasa sakit. Ayahnya meski terus membiayai hidupnya, tapi tidak pernah berfikir untuk membawa bersamanya. Satu-satunya penghubung mereka adalah nomor rekening. Sisanya mereka orang asing.
Tapi benarkah itu seperti dugaan Shasha? Agaknya banyak yang tidak di ketahui Shasha.
Sementaa Casa Grande apartemen mewah Maya Agustin "Menurutmu apa baiknya saya mengambil Shasha?"
"Shasha adalah pewaris!" kalau dia bersamamu. Paling tidak 10 tahun mendatang kamu tidak perlu bekerja keras lagi. Kamu bisa pensiun dengan enak". Ryan, Suami Maya membelai rambut istrinya dengan lembut. Matanya menatap lurus ke cakrawala. Dia juga akan kecipratan hidup enak kelak.
Shasha tidak menyadari kehidupan apa kelak yang di hadapinya. Dia tidak tahu bahwa banyak orang yang ingin menemukannya.
Nenek Maimunah, sekarang tidak takut kalau mereka dapat ditemukan. Ini malah baik untuk Shasha.
Di rumah ayah Shasha. "Kamu tau dimana Shasha tinggal? tanya Rahmat dengan istrinya. " Dia tetap di rumah yang sama?"
"Ibu dan Bapak sudah tahu. Mereka sekarang sangat menyesal! mereka ingin bertemu Shasha. Aku ingin bertemu Shasha!"
"Kapan?"
"Secepatnya!"
"Oke, mari kita atur rencananya".