Marissa menelungkup kan wajahnya ke meja.
Meja itu basah dengan air matanya.
"Marissa!"
"Marissa!" Marissa mengangkat wajahnya, Johan Harold berdiri di pintu kantor MJE dengan wajah cemas.
"Jo...!" Marissa tak percaya dengan penglihatannya.
"Marissa!" Jo mendekat, memeluk Marissa.
"Jo...kamu...?"
"Marissa dengarkan aku...menikahlah denganku...aku mencintaimu?'
Marissa tercengang, mulutnya ternganga.
Pria yang dirindukan jamnya mengatakan cinta. Ya Tuhan!
Marissa merinding, tak mampu menjawab.
Dia hanya menjatuhkan kepalanya di dada Jo, menangis.
"Marissa kamu mau kan jadi istriku?"
"Huh!" Marissa melepas pelukan Jo.
Jo Harold tidak peka. Kalau dia mau dipeluk itu berarti dia memang mau menikah dengan Jo. Harusnya gak usah di tanya lagi.
Marissa mengeluh dalam hati.
"Mana cincinnya!" Tanya Marissa.
"Hah!" Johan Harold bengong.
"Hee... Kalau melamar itu harus ada cincinnya!" Marissa melibat tangan di dada.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com