"Apa anak-anakmu mengetahui kalau kamu sudah menjual pesawat dan kapal itu?" Tanya Isaac Ibrahim.
"Aku tidak peduli... mereka tahu atau tidak, toh mereka juga sudah memiliki usaha masing-masing, mereka juga memiliki banyak rumah dan tanah serta fasilitas mewah lainnya...Aku hanya ingin fokus mengelola batubara saja. Dengan usaha itu... sudah cukup untuk membuatku berlebihan, dengan uang sebanyak itu pun tidak akan bisa ku habiskan sendirian!" Indra Wijaya berbicara dengan nafas tersengal. Hatinya lega. Bebannya berkurang
"Bagaimana dengan istrimu?" Tanya Tuan Isaac Ibrahim lagi. Dia ingin memastikan kalau kakak iparnya itu tidak menyesal telah menjual pesawat jet itu kepadanya.
...
Pada intinya anak-anak Indra Wijaya dari Safira tidak mempermasalahkan tentang pesawat jet itu, walaupun Indra Wijaya bukan hanya menjual pesawatnya tetapi juga perusahaan penerbangan miliknya,
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com