Pagi itu hujan gerimis turun membasahi tanah Rosencus, bertepatan saat Angela baru selesai berdoa di depan makam putranya. Wanita berambut merah itu sengaja melewatkan keberangkatan Lucas dan Daniele. Ia ingin berada di tempat yang tenang untuk menyusun rencana terbaiknya. Mata zamrudnya terus menatap batu nisan milik putranya. Setelah berdiri cukup lama di sana, wanita itu memutuskan untuk beranjak dari tempatnya. Tak lupa, dia memberikan salam kepada Benjamin Sage, yang juga ikut menemani dan mendoakan putranya dari belakangnya.
Frank yang saat itu berada di belakang Angela, nampak membawakan payung. Tiba-tiba dia tertegun saat mendengar sang nona menyebut namanya.
"Ya, Nona?"
"Aku sedang berpikir, apakah kau punya waktu dua hari ke depan?" tanya Angela sembari menolehkan kepalanya. Ia menunjukan senyumannya yang sangat sempurna.
"Saya takut saya harus selalu berada di samping anda tiap hari, Nona."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com