Allena menatap Nio seraya menunjukan raut wajah seakan dia sedang menahan rasa laparnya. Dia juga memegangi perutnya. Pagi ini dia memang belum sarapan, Nio juga sangat keterlaluan karena tak mengingatnya untuk sarapan. Sedangkan Allena merasa sungkan jika dia meminta untuk sarapan terlebih dahulu sedangkan mertuanya sudah bersiap dan bahkan menunggunya.
Melihat raut wajah Allena, Nio seketika teringat bahwa dia juga belum sarapan. Namun, yang lebih membuatnya shock, dia lupa mengajak Allena sarapan.
Nio menutup wajahnya. Dia benar-benar menyesali kebodohannya. Bagaimana bisa dia mengajak Allena ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kehamilannya, sedangkan dia sendiri lupa mengajak Allena sarapan.
"Maaf," ucap Nio ketika kembali melihat Allena. Nio terlihat menyesal, membuat sang mami merasa bingung.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com