104. Takdir yang baik

"Kamu baru dari mana?" tanya Aliya. Dia sudah berdiri dengan gaun pengantinnya.

Sejak tadi dia mencoba mengenakan gaun pengantin yang akan dipakai untuk pernikahannya bulan depan.

Namun sayangnya Aliya merasa tidak puas karena perutnya yang sudah membuncit.

"Oh, aku baru bertemu dengan teman."

"Teman? Jangan macam macam dan membohongiku ya. Aku tak mau kalau sampai kamu berbohong dan bermain di belakangku.

"Ingat, utang utang mendiang ayahmu sudah kulunasi. Jadi kamu tak bisa seenaknya saja denganku."

Entah ini tentang pernikahan atau tentang masalah utang piutang yang sedang dibicarakan oleh Aliya. Karena Adam menikah dengan Aliya karena Aliya sudah membayar utang mendiang ayahnya pada rentenir.

Kini hidup ibu Adam yang ada di kampung sudah jauh lebih baik sejak Adam memutuskan untuk mau menikah dengan Aliya meski seringkali dia dicap sebagai pebinor.

Adam melakukannya bukan karena dia ingin atau mau. Melainkan karena Aliya yang memaksanya.