webnovel

Sepeda Rongsok

Refta seorang anak laki-laki dari keluarga sederhana yang berhasil lolos ke sebuah sekolah elit swasta di kotanya. Dia diumumkan di papan pengumuman sekolah dengan nilai yang terdendah di antara semua murid yang mengikuti tes secara bersamaan. Namun siapa sangka sebenarnya dia menyembunyikan kecerdasan dan kemampuan yang sebenarnya, keinginannya untuk hidup dengan bebas dan menikmati kehidupannya, membuatnya justru terjebak dalam banyak permasalahan yang dia hadapi, di samping itu dia juga di suka banyak wanita dan juga mendapat banyak sahabat. Sebuah perjalanan Refta dengan banyak kisah di dalamnya.

DM_Karim · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
380 Chs

Pulang Bersama Teman-Teman

Setelah selesai urusanku dengan Redo, aku keluar dari kantin dan menuju ke ruang kelas, di kelas sudah sangat ramai dan ibu Alixia pun datang memberikan pelajaran lanjutan, suasana kelas tetap sama, ketika pelajaran dimulai ada banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan tentang pelajaran yang diberikan.

Bel pulang pun berbunyi dan kami semua bersiap-siap untuk meninggalkan kelas, merapihkan buku dan memasukkannya kedalam tas, hari ini cepat sekali berlalu, hanya menunggu waktu sampai ujian kelas tiba.

"Refta ayo kita ke pantai" Ajak Lena dan Sisko kepada kami semua, sebenarnya sangat malas ke pantai siang hari seperti ini.

"Ini masih pukul 2 siang, apa tidak masalah ke pantai panas-panas seperti ini" Jawabku terhadap Lena dan Sisko.

"Siang kita ke taman dahulu, lalu sorenya baru kita ke pantai, bagaimana?"Lanjut Olivia menanggapi ajakan Lena dan Sisko.

"Oke kalau gitu kita ke taman dahulu, sekalian llihat-lihat bunga yang baru mekar" Rimosa menyetujui ajakan teman-teman lainnya, ya apa boleh buat mau bagaimana lagi, aku pun harus ikut serta.

Aku merapihkan semua barang-barangku dan memasukkannya ke tas, ku pakai tasku, dan bersiap-siap keluar kelas, suasana sangat ramai di sekolah ini, aku dan teman-teman menuju ke tempat parkiranku.

"Rimosa dan Ramosa, kenapa kalian tidak menunggu di gerbang sekolah saja bersama Alena, Fransisko dan Olivia?" Aku heran karena Rimosa dan Ramosa malah ikut bersama denganku ke parkiran sepeda.

"Justru kami yang heran kenapa Refta ikut kami ke parkiran sepeda hahaha" Ramosa dan aku sama-sama bingung karena kami ke parkiran sepeda bersama-sama, ternyata Rimosa dan Ramosa sama-sama memakai sepeda.

"Oh ternyata kamu parkir di sini juga ya Refta" Sambung Ramosa setelah melihat sepeda ku yang ku parkirkan di dekat sini, ternyata Ramosa memarkirkan sepedanya di bawah pohon tempat ku biasa menaruh sepedaku, padahal tadi pagi dia melihatku memarkir sepeda di sini, tapi kenapa dia malah heran kalau aku ke parkiran sepeda, memang Ramosa sedikit aneh pikirku.

Aku, Ramosa dan Rimosa pergi keluar gerbang memakai sepeda, ku kayuh sepedaku dengan perlahan, sambil melihat keadaan sekitar sekolah, pohon-pohon besar di antara bangunan-bangunan sekolah, membuat sekolah ini tampak begitu sejuk, ditambah terpaan angin yang membuat suasana begitu segar, menyegarkan mata dan pikiran ketika melewati pepohonan sekolah yang begitu mempesona, di tambah bila bunga-bunganya bermekaran membuat keadaan benar-benar indah saat di pandang mata.

Tiba di depan gerbang, aku dan teman-temanku siap untuk pergi ke taman, kami yang membawa sepeda menuntunnya, dan berjalan bersama-sama.

"Refta ayo cepat…" Teriak Sisko dari kejauhan yang sudah melihat kami sambil melambaikan tangannya dan tersenyum, aku turun dari sepedaku dan kami pun berjalan bersama.

"Hei lihat ada kucing di depan sana" Lena melihat seekor kucing dan berlari kearahnya.

"Malang sekali kucing kecil ini, kakinya kesakitan, seperti ada yang menabraknya" Lena memegang kucing tersebut dan merasa iba terhadapnya, sepertinya Lena menyukai kucing, karena ketika dia melihat kucing, Lena langsung menghampirinya.

"Sepertinya dia tersonggol kendaraan, untung saja dia masih bisa berjalan dan nyawanya masih selamat" Terang Olivia ketika melihat kucing yang sedang kesakitan.

"Kita bawa saja dia ke klinik sekolah, siapa tau mereka bisa membantu untuk merawatnya, dan nanti jika sudah sembuh, kita bisa mengadopsinya, tapi untuk sementara, serahkan dulu ke ahlinya" Jelasku kepada Lena yang menginginkan kucing tersebut.

"Ide bagus Refta kita taruh dulu dia di klinik, sambil menunggu dia sembuh aku akan menengoknya sesekali" Jelas Lena sambil tersenyum menanggapi saran yang aku berikan kepadanya, karena memang terlihat kucing kecil tersebut kesakitan.

"Aku punya susu, bagaimana kalau kita kasih dia minum dulu, sepertinya dia kehausan dari tadi, karena lidahnya sedikit menjulur keluar" Rimosa memberi saran untuk memberi susu yang belum dia minum, aku juga tidak tahu kalau Rimosa membawa botol yang berisi susu, dan belum di minum sama sekali.

"Memangnya kamu tidak ada memberikannya, kamu tidak meminumnya Rimosa?" Tanya Lena kepada Rimosa yang memberikan botol susunya kepada Lena, untuk memberi minum kucing kecil tersebut.

"Iya tidak masalah, lagi pula aku sering tidak habis kok" Lanjut Rimosa kepada Lena untuk memberikan susu tersebut kepada kucing kecil yang sudah kehausan tersebut.

"Terima kasih Rimosa" Lena mengambil botol susu yang di berikan Rimosa sambil tersenyum.

"Iya tidak masalah" Jawab Rimosa kepada Lena.

Lena memberikan susunya "Aku tuangkan di tutup botolnya tidak apa-apa kan Rimosa" Tanya Lena.

"Tidak apa-apa, berikan saja kepadanya, nanti aku bisa mencucinya, lagipula lidah kucing menurut pakar penilitian yang aku baca, mereka menyebutkan kalau lidah kucing sangat bersih, karena itu biasanya kucing suka memandikan badannya dengan lidahnya, ketimbang dia mandi dengan sampo atau air lainnya" Terang Rimosa menjelaskan kepada kami semua tentang penelitian ilmiah yang pernah dia baca sebelumnya.

"Wah lihat dia minum dengan lahapnya, sepertinya dia sangat kehausan, ayo kucing kecil minum yang banyak supaya kamu cepat sehat" Lena memberikan minuman kepada kucing tersebut, terlihat Lena tersenyum bahagia saat memberikan minuman kepada kucing tersebut.

Tapi setelah kucing tersebut selesai minum susu yang diberikan Lena, terlihat kucing itu masih merasakan kesakitan, karena kakinya sepertinya terkilir "Lena cepat kita bawa kucingnya ke klinik supaya bisa dirawat oleh dokter dan suster disana" Pinta Olivia yang melihat kucing tersebut mulai merasakan kesakitan pada kakinya.

"Oh iya, ayo temani aku ke dalam sebentar untuk membawa kucing ini ke klinik" Jawab Lena yang melihat kucing tersebut semakin merintih kesakitan.

"Ayo Lena, cepat naik, aku antar ke klinik dengan sepedaku" Ramosa menawarkan untuk mengatarnya ke klinik supaya cepat sampai ke sana.

Ramosa dan Lena pun pergi ke klinik sebentar untuk mengantarkan kucing tersebut supaya bisa di rawat oleh dokter dan suster yang ada di dalam klinik, kami menunggu Ramosa dan Lena di kursi dekat gerbang sekolah, di luar gerbang sekolah terdapat pepohonan besar yang berjajar dengan sangat rapih sangat banyak pohon-pohonnya dan juga bisa di bilang begitu luas, sehingga terlihat begitu sejuk di mata, di tambah lagi, terdapat banyak sekali tempat duduk membuat orang-orang, yang menunggu putra-putri sangat nyaman saat menunggu mereka di sekitar halaman sekolah.

Setelah kami menunggu sekitar 20 menit, akhirnya Ramosa dan Lena terlihat dari kejauhan sedang menuju ke gerbang sekolah, "Bagaimana kata dokternya" Tanya Sisko.

"Dokter bilang itu tidak terlalu bermasalah, paling hanya menunggu beberapa hari, paling lama 1 minggu untuk menyembuhkan kakinya, tapi untuk sembuh total butuh waktu beberapa bulan, jelasnya" Lena menjelaskan penjelasan dokter tersebut kepada kami semua.