webnovel

Senyum untuk Pihu

Kehidupan memang tidak selalu bisa di rencanakan. seindah apapun mimpi yang ingin kalian tuntaskan, sehebat apapun rencana yang kalian lukiskan, tetap tidak akan tersentuh ketika dunia sendiri yang menginginkan mu runtuh. Bukan lagi perihal duka dan lara, tangis dan kecewa, atau antara sendu dan nestapa.Tapi seorang gadis kecil, yang di paksa dewasa, di tuntut untuk selalu mengerti luka. kehidupan ini membuatnya berfikir, di dunia hanya ada derita, lara. Karena barang setitik pun bahagia tak pernah ia temukan, sekalipun tidak. Namun, gadis kecil nan polos itu hanya tersenyum menghadapinya, dengan tulus dia bernyanyi di alunan luka.

Hilall_Azizah · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
152 Chs

salah

"Dek, Mas mau pergi dulu mengantar Mbak Ratih pulang. Kamu disini sendirian gakpapa?" Ucap Raihan pada Pihu yang tengah sibuk melipat selimut yang semalam ia pakai.

"Eumm begitu, yasudah Mas hati-hati. Biar Pihu disini menjaga Mas Adam," jawabnya ramah seraya tersenyum hangat pada Raihan yang menatapnya kagum.

"Yasudah, Mas pergi dulu ... Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam," ucapnya pelan menatap punggung Raihan semakin menjauh di balik pintu.

"Dek ... "

"Iya Mas."

"Mas Ihan kemana?"

"Pulang, nganter Mbak Ratih dulu katanya," jawabnya sembari mendudukkan  dirinya di kursi samping tempat tidur dimana Adam terbaring.

"Mas bosan, mau tidak mengantar Mas jalan-jalan?" Ucapnya dengan tatapan memohon pada Pihu.

"Hmmm, tapi Dokter bilang Mas tidak boleh banyak gerak dulu."

"Mas Mohon," ucapnya lagi dengan tatapan memelas.

"Ffhhhh, yasudah tapi sebentar saja ya?"

"Iya," balasnya menyengir lebar.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com