webnovel

BAB 11

Bel sekolah pun Kembali berbunyi menandakan jam pelajaran telah selesai pertanda siswa dan siswa di perbolehkan untuk pulang ke rumah masing masing.

"jadi kapan kita mau mulai ngerjain tugasnya Mei?" ucap Angga bertanya saat menghamipiri aku dan Dita

"nah kalau aku si terserah kamu aja Mei mau ngerjainnya kapan?" ucap Dita yang menyerahkan keputusan kepada ku

"hari ini pada bisa ga?" ucap Angga lagi bertanya pada aku dan Dita

"duh maaf ya hari ini aku ga bisa, aku udah janji mau pulang bareng sama kak Dimas nanti" ucap ku jujur pada Angga dan Dita

"yaudah kalau besok aja gimana? Kalian berdua pada bisa ga?" ucap Angga lagi bertanya

"bisa kalau besok" ucap ku menjawab pertanyaan dari Angga dengan tersenyum.

"kalau besok juga aku bisa si, kalau lusa baru aku ga bisa soalnya aku harus les lusa" terang Dita

"yaudah pulang yuk, jam pelajaran udah selesai kalian bertiga masih aja ngomongin pelajaran, pada ga capek ya kalian" ucap Maya mengajak kami pulang

"yaudah aku duluan ya" ucap Angga pamit pada ku, Maya dan Dita

Aku, Maya dan Dita pun keluar dari ruang kelas, kali ini aku berharap untuk tidak bertemu dengan kak Sonia lagi karena aku malas berurusan dengan hal yang tidak jelas dengannya.

Seperti biasa Dita pun pamit pada ku dan Maya untuk jalan pulang duluan karena supirnya sudah menunggu, aku dan Maya pun berjalan santai menuju ke parkiran. Sesampainya di parkiran aku melihat kak Dimas yang sudah menunggu ku, aku pun mengajak Maya menuju arah motor kak Dimas terparkir.

"maaf kak udah lama nunggu ya?" ucap ku menyapa kak Dimas.

" eh, enggak terlalu lama ko Mei tenang aja" jawab kak Dimas tersenyum.

"maaf ya kak tadi soalnya ngomongin tugas kelompok dulu sama temen" ucap ku meminta maaf karena tidak enak membuat kak Dimas menunggu.

"oh jadi ini yang tadi kamu bilang ada urusan hari ini" ucap Maya meledek ku

Aku pun hanya tertawa mendengar ledekan dari Maya kali ini.

"yaudah deh, aku duluan ya Mei kak Dimas ojek online ku udah sampe soalnya" ucap Maya pamit pada ku dan kak Dimas.

Aku dan kak Dimas pun akhirnya bergegas pergi meninggalkan sekolah untuk pulang.

"kak, aku mau nanya deh sama kakak boleh kan? Kak Doni itu satu kelas kan ya sama kakak?" ucap ku bertanya pada kak Dimas saat di tengah perjelanan pulang.

"iya kami satu kelas, kenapa emangnya Mei?" ucap kak Dimas menjawab pertanyaan dari ku dan sekarang balik bertanya.

"gapapa ko kak, aku mau nanya aja kakak itu akrab ga si sama kak Doni?" ucap ku bertanya lagi pada kak Dimas mencoba mencari informasi pada kak Dimas tentang kak Doni.

"ehm, kalau aku si sebenernya ga terlalu akrab sama Doni. Kenapa emangnya Mei?" tanya kak Dimas pada ku.

"gapapa ko kak, aku tuh Cuma heran aja soalnya pas tadi di kantin aku lihat kayanya kakak tuh dingin banget sama kak Doni" ucap ku menjawab pertanyaan dari kak Dimas. Dan sepertinya kak Dimas tidak terlalu menghiraukan ucapan ku yang bertanya soal kak Doni barusan,

Dan sesampainya di depan pintu pagar rumah ku. Aku pun bergegas turun dari motor kak Dimas.

"makasih ya kak, udah mau anterin aku pulang sampai ke rumah" ucap ku tidak lupa berterimakasih pada kak Dimas.

"iya sama sama Mei" ucap kak Dimas dengan tidak lupa menampilkan senyuman selalu dari wajahnya.

"kak Dimas mau mampir dulu ke dalam?" ucap ku memberikan tawaran untuk mampir dan masuk ke dalam rumah.

Aku menawari kak Dimas untuk mampir tidak lain karena ingat pada ucapan mama dan papa tempo hari yang tidak suka pada laki laki yang di anggap tidak bertanggung jawab karena mengantarkan anak gadis orang hanya sampai depan pagar saja dan langsung memilih pergi tanpa menemui orang tua dari si gadis yang di antarnya.

"kayanya lain kali aja deh Mei aku mampirnya, maaf ya soalnya aku masih ada urusan sekarang" ucap kak Dimas menolak tawaran dari ku.

Kak Dimas pun langsung memilih bergegas pergi dan berlalu meninggalkan rumah ku dengan sepeda motornya itu.

Setelah kak Dimas pergi aku pun segera masuk ke dalam rumah dan seperti biasa setiap pulang sekolah aku langsung menyapa mama dan langsung meminta ijin pamit ke kamar untuk mengganti baju seragam sekolah ku.

Dan seat aku baru saja selesai mengganti baju seragam sekolah ku dengan baju rumah terdengar bunyi notifikasi dari benda pipih yang ku letakan di atas nakas, aku pun langsung mengambil ponsel ku untuk melihat ponsel ku yang ternyata ada pesan masuk dari Angga.

(oh jadi hari ini kamu bilang ga bisa ngerjain tugas kelompok karena udah ada janji buat pulang bareng sama kakak kelas cowok itu) itu lah isi pesan masuk dari Angga yang baru saja ku baca.

(sejak kapan si kamu jadi cenayang kaya gini?) aku membalas pesan dari Angga dengan meledeknya.

(tadi aku liat kamu di parkiran sekolah kali, kamu aja yang ga nyadar aku di sana karena terlalu sibuk sama kakak kelas cowok itu) Angga Kembali membalas pesan dari ku

(hehehe iya maaf maaf ya, besok beneran deh kita ngerjain tugas kelompoknya. Tadi itu aku ga enak kalau harus batalin janji sama kak Dimas soalnya aku udah terlanjur mengiyakan buat mau pulang bareng sama dia tadi) aku langsung memberi penjelasan kepada Angga melalui pesan yang ku balas.

Setelah beberapa menit berbalas pesan dengan Angga aku pun memutuskan untuk turun ke lantai bawah karena belum makan siang.

Saat menuruni anak tangga aku dapat melihat dari atas kalau kak Laura sedang berada di meja makan duduk menikmati makan siangnya.

"udah pulang kamu kak?" ucap ku bertanya pada kak Laura

"udah dek, tadi kamu pulang bareng sama Dimas ya dek?" ucap kak Laura balik bertanya pada ku

"iya kak" ucap ku menjawab pertanyaan dari kak Laura sambil mengambil nasi dan lauk pauk lainnya untuk makan siang

"eh kak aku mau nanya deh, ko aku lihat kayanya kak Dimas sama kak Doni itu kaya orang musuhan ya soalnya aku lihat mereka tuh kaya sama sama dingin gitu" ucap ku bertanya pada kak Laura karena penasaran

"ya geli kali dek kalau mereka dekat dekat kan mereka sama sama cowok gimana si kamu, lagian kamu maunya mereka deket yang kaya gimana emangnya? Sayang sayangan atau saling panggil beb gitu?" ucap kak Laura menjawab pertanyaan dari ku dengan nyeleneh

"isshhh, ya ga gitu juga kak aku juga geli liatnya kalau mereka berdua dekatnya yang kaya gitu. Tapi maksudnya aku tuh mereka tuh kaya sama sama ga akur gitu loh kak" ucap ku pada kak Laura.

"kenapa si emangnya dek? Kamu takutnya ya kalau nanti mereka akan jadi ipar yang ga akur?" ucap kak Laura bertanya pada ku dengan tetap meledek.

Aku pun akhirnya memilih untuk tidak melajutkan obrolan dengan kak Laura karena rasanya juga percuma kak Laura akan menjawab pertanyaan ku dengan nyeleneh dan meledek ku saja membuat aku tidak bisa mendapatkan informasi apa apa soal kak Doni dan kak Dimas.

Setelah selesai makan siang aku pun memilih untuk Kembali ke kamar ku dan memutuskan untuk lebih baik aku tidur siang.

Tok ! Tok! Tok!! Suara pintu kamar ku di ketuk dari luar

"Mei, woy" teriak suara seseorang dari balik pintu kamar ku. Aku pun mencoba menjawab panggilan tersebut dengan keadaan yang masih setengah sadar karena masih merasa ngantuk sekali.

"Mei, di kunci ga si ini kamar? Aku masuk ya Mei? Masuk juga nih aku" Kembali aku dengar suara itu berteriak dan dia pun membuka pintu kamar ku dengan perlahan tanpa menuggu persetujuan ijin dari ku.

"Mei, ih tidur mulu kamu mah kebiasaan" ucapnya tepat di telinga ku.

"kamu ngapain si tumben banget ke sini deh" ucap ku bertanya setelah melihat ternyata Maya yang berada di samping ku.

"aku mau ngajak kamu makan ice cream Mei, ayo bangun" ucap Maya dengan nada manja merengek pada ku.

"dih, udah tua kamu tuh May masih aja makan ice cream" ucap ku meledek Maya

"ih Mei, ayo bangun kita ke taman makan ice cream" ucap Maya lagi mengajak ku yang kali ini dengan menarik tangan ku memaksa aku untuk bangun dari Kasur.

"iya iya aku temenin, udah awas ah aku mau cuci muka dulu" ucap ku yang langsung bangun dari Kasur menuju ke kamar mandi untuk mencuci muka dan mengganti celana pendek ku.

Setelah mencuci muka aku dan Maya pun langsung keluar rumah menuju taman sesuai permintaan Maya.

"kamu mau ice cream rasa apa Mei? Coklat ya?" ucap Maya bertanya yang sebenarnya sudah hafal dengan rasa ice cream favorit ku.

Selagi Maya membeli ice cream aku pun memutuskan untuk berjalan mencari bangku yang kosong di taman.

"ttaaarrraaaa, ice cream rasa coklat untuk sahabat ku tersayang" ucap Maya dengan manis

Aku hanya mengernyitnya dahi karena melihat tingkah aneh dari Maya, aku mulai merasa curiga melihat tingkah manis dari Maya yang tiba tiba seperti ini.

"jaadddiii" ucap Maya menggantung

"jadi apa si May?" ucap ku bertanya dengan heran

"jadi kamu harus cerita satu persatu sama aku Mei" perintah Maya yang semakin membuat aku merasa bingung

"cerita apa si May?" ucap ku bertanya pada Maya

"pertama ini ya kamu harus cerita sama kau soal hubungan kamu sama kak Dimas udah sejauh apa? Yang kedua soal kedekatan kamu sama Angga yang mendadak itu? Yang ketiga itu soal kamu ada urusan apa sama kak Sonia sampai tadi pas jam istirahat dia ngajakin kamu bicara?" ucap Maya mericikan apa yang dia ingin tahu dari aku.

"ya Tuhan, kenapa si aku harus punya sahabat yang super duper kepo kaya dia ini?" ucap ku sambil tertawa meledek Maya

"kamu harus cerita Mei, aku udah beliin kamu ice cream ini buat dengerin cerita dari kamu" jawab Maya yang membuat aku semakin tertawa

Aku pun akhirnya menceritakan satu persatu apa yang menjadi pertanyaan dari Maya barusan, tentang hubungan ku dan kak Dimas yang masih jalan di tempat, di lanjutkan dengan awal mula cerita aku bisa sedekat sekarang dengan Angga dan termasuk denga sikap kak Sonia pada ku dan apa yang di bicarakan kak Sonia tadi di sekolah.

"wwwhhhaattt? Jadi maksudnya kamu sekarang mikir kalau kak Sonia itu ada hubungan special sama kak Doni pacarnya kak Laura itu Mei?" ucap Maya memberikan respon, sepertinya dari semua hal yang aku ceritakan pada Maya hanya soal aku, kak Sonia, kak Doni dan kak Laura saja yang membuatnya sangat terkejut.

"ya tapi aku itu belum punya bukti buat itu si May, makanya tadi aku larang kamu untuk ngomong ke kak Laura soal kak Sonia karena akum au cari bukti yang valid dulu buat nanti nunjukin ke kak Laura" ucap ku

"iya iya iya kamu bener Mei, kamu memang harus benar benar cari bukti yang akurat buat buktiin semua ucapan kamu itu" ucap Maya membenarkan

"jadi mulai sekarang kalau nanti aku lihat ada yang mencurigakan dari kak Doni atau dari kak Sonia kan aku bisa laporan sama kamu kalau aku udah tau masalahnya kaya sekarang" lanjut Maya melanjutkan ucapannya

Dan tanpa terasa berbicara dengan Maya di taman ternyata hari sudah mulai senja, dan ice cram ku dan Maya pun sudah habis. Saat mata ku sedang melihat sekeliling taman tiba tiba saja mata ku terhenti ketika aku melihat Wanita berambut Panjang agak ikal dengan mini dres dan sepatu kets yang di gunakan.

"Syafira? Iya itu kan Syafira. Lagi ngapain dia di taman sini kira kira ya? Dia dateng sama siapa ya ke taman ini?" ucap ku bertanya tanya dalam hati.

"tunggu tunggu May" ucap ku pada Maya, aku pun beranjak dari kursi ku dan Maya berniat untuk menyapa Syafira.

Sepertinya Maya tidak mendengar ucapan ku barusan atau malah sebenarnya Maya juga penasaran apa yang mau di lakukan sahabatnya ini karena Maya mengikutin Langkah kaki ku dari belakang.

"hai, kamu Syafira kan?" ucap ku meyapa untuk memastikan

"hai, iya aku Syafira. Kamu yang waktu itu dateng ke acara ulang tahun aku sama Angga kan? Kamu pacarnya Angga kan?" ucap Syafira yang sepertinya mengira kau dan Angga itu berpacaran

"duh aku harus jawab apa nih sekarang? Kalau aku bilang aku sama Angga gak pacaran kasian Angga nanti, lagian kan Angga kemarin minta bantuin aku untuk bantuin dia" ucap ku bergumam dalam hati

Akhirnya aku pun hanya menjawab pertanyaan dari Syafira dengan senyuman tanpa berniat untuk menyangkal pertanyaan dari Syafira barusan.

"hai Mei" tiba tiba ada yang menyapa ku dan langsung saja merangkul Pundak ku begitu saja.

Siapa yang main rangkul rangkul aku aja nih?" ucap ku bertanya dalam hati, aku pun menatap mata Maya dan Syafira secara bergantian.