Senja tersentak kaget dengan apa yang Zidan lakukan.
"Maaf Sen. Maaf. Biarkan sebentar saja seperti ini. Untuk terakhir kalinya. Seperti katamu" ucap Zidan lemah di dalam pelukannya. Senja tidak membalas pelukan Zidan. Namun ia juga membiarkan Zidan memeluknya.
"Maaf Sen" kata Zidan lagi. Lama mereka dalam posisi seperti itu. Tanpa mereka sadari, dari lantai dua rumah itu, sepasang mata memperhatikan mereka. Reno, laki-laki itu tengah menggendong putranya sambil menatap keluar jendela. Setelah ia mendengar suara deru mobil di depan rumahnya tadi, Reno langsung mendekat ke jendela. Ia melihat kedua insan yang tengah berpelukan di bawah sana.
Cukup lama Zidan dan Senja saling berpelukan. Hingga, Zidan melepas lebih dulu pelukannya. Ia usap air mata yang membasahi pipinya dengan cepat. Zidan mengambil nafas dalam lalu ia hembuskan dengan kasar. Menatap Senja teduh dan menelisik setiap inci wajah gadis di depannya itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com