Senja tersenyum manis saat Zidan tidak mengalihkan pandangan matanya sedikit pun. Hingga dering ponsel membuyarkan mereka berdua.
Zidan melihat layar ponselnya. Ada nama dokter Adi terpampang jelas di sana. Zidan mematikan sambungan teleponnya. Semua teman-temannya juga demikian. Mereka diam dengan wajah serius.
"Iya halo, waalaikumsalam. Ada apa dok?" tanya Zidan setelah membalas salam.
"Mas Zidan bisa ke rumah sakit sekarang. Bu Ami sedang kritis" kata dokter Adi seperti kilatan petir di siang bolong. Beberapa detik Zidan terdiam mencoba mencerna informasi.
"Halo, mas Zidan?" panggil dokter Adi lagi. Seketika wajah Zidan tampak panik dan khawatir. Ia tiba-tiba berdiri dari kursinya membuat yang lain terkejut.
"Ada apa?" tanya Sakti ikutan panik.
"Mama gue Sak..." ucap Zidan menggantung. Air matanya tampak tergenang di pelupuk matanya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com