Sari ingin menjawab iya, tapi dia sendiri pun tidak yakin dengan jawabannya tersebut.
"Kalau bukan mereka siapa lagi?" Hanya kata itu yang kini terlintas di benak Sari. Apakah Ayu dan Yudi yang menjaganya dia pun tak tahu secara pasti karena hal teralhir yang dia ingat adalah dia masih berada di ruang operasi bersama Dimas sesaat setelah Arsi di lahirkan.
"Dokter Dimas …," jawab keduanya dengan sangat kompak.
Rasa sakit yang bersarang di tubuhnya saat ini seakan tak ada apa-apanya kala mendengarkan apa yang dikatakan oleh dua perawat yang ada di hadapannya saat ini. "Suster, mau mandiin Arsi 'kan?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Sari seakan memperjelas kalau Sari pun ambigu dengan ini semua.
"Eh … iya, Bu." Kedua perawat ini seakan teringatkan akan niat awal mereka ke sini.
Mereka dengan gesitnya meraih Arsi yang masih terlelap di dalam boxnya.
"Eh ini ada surat, Bu." Sari hanya meringkan kepalanya melihat surat yang ditunjukkan oleh Hilda.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com