Dengan kecepatan tinggi Yudi mengendarai kereta besinya menuju Rumah Sakit yang dia yakini menjadi tempat Ayu dirawat. Apakah kegelisahan Yudi karena terjadi hal buruk pada Ayu? Baik-baik sajakah wanita yang menjadi istri pertamanya itu?
Tak butuh waktu lama Kini Yudi telah berada di Rumah Sakit Bakti Husada, tentu saja ruangan yang menjadi titik atensinya adalah ruangan sang om, Andi Riyan Pratama.
"Om, Ayu di mana?" tanya Yudi tanpa basa-basi. Yudi masih suami Ayu. Yudi telah mengizinkan Ayu untuk mendonorkan ginjalnya pada Firman, tapi kenapa melihat perangai Yudi yang seperti ini membuat nyalinya ciut. Yang harusnya Dokter Riyan takutkan adalah kemunculan Papa Galih bukan Yudi.
Dokter Riyan diam membisu, dia tak lantas menjawab pertanyaan sang keponakan. Andai saja bukan sang om yang Yudi ajak bicara mungkin saja dia telah malabuhkan sebuah bogem mentah.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com