webnovel

Selembar Surat Kontrak

Rara sangat putus asa mengenai masalah keuangannya. Demi kelangsungan hidupnya, Rara bersedia menjual Ginjalnya kepada Seorang Kakek yang kaya raya. Namun, bagaimana jika kakek tersebut meminta Rara untuk menikahi cucunya? Rey yang putus asa mencarikan donor ginjal untuk kakek mendapatkan sebuah harapan dari seorang wanita yang mau memberikan ginjalnya. Namun kakek meminta Rey untuk menikahi wanita itu sebagai permintaan terakhir dari kakek. Rey dan Rara pun setuju untuk menikah namun Rey sudah menggaris bawahi pernikahan ini. Bahwa pernikahan ini hanya Sebuah Kontrak. Mereka sepakat untuk tidak saling jatuh cinta. Namun jauh dalam hati, Rey sudah memiliki cinta untuk Rara.

An_Autumn · Urbain
Pas assez d’évaluations
311 Chs

Janji Terakhir Kei

"Apa yang kau senyumkan itu, Rey?" Beno heran melihat Rey yang sedari tadi terus tersenyum. Beno sejujurnya sudah mendengar Rey yang menginap di rumah sakit demi menemani Rara. Entah ada kejadian apa yang terjadi antara mereka berdua, hingga Rey terus tersenyum seperti orang gila.

"Tidak ada" Ekspresi Rey jelas-jelas menunjukkan bahwa ada sesuatu antara mereka, namun Rey masih saja berdalih dan terlihat seperti tak ingin menceritakannya.

Sudahlah apapun yang terjadi diantara mereka itu bukan urusan ku. Pikir Beno seraya menghela napas pelan.

"Jadi, apa yang bisa aku lakukan untuk mu?" Beno menyapu rambut hitamnya. Biasanya jika Rey meminta bantuan pada Beno itu pasti berhubungan dengan kopi.

Rey berdehem dengan pelan sebelum memulai pembicaraannya.

"Aku sedang berpikir bagaimana jika kita mencampur kayu manis ke dalam kopi. Namun kita tidak perlu lagi menambah gula. Jadi kayu manis bisa kita anggap sebagai pengganti gula."

Sebelum sempat Rey melanjutkan perkataannya, Beno sudah menyelanya lebih dulu.

"Tunggu sebentar, apa kau ingin membuat produk baru lagi?" Beno bertanya pada Rey.

Dan Rey hanya mengangguk sebagai balasannya. Sejujurnya Beno cukup mengerti alasan Rey ingin membuat produk baru lagi. Tak lain dan tak bukan karena jika berita tentang Satria sudah terpublikasi maka saham Perusahaan akan menurun drastis. Dan untuk meyakinkan para investor dan perusahaan distributor maka Rey harus membuat mereka kembali percaya padanya. Maka dari itu, Rey berpikir untuk membuat produk baru lagi.

"Lalu sebenarnya kapan peluncuran produk jahe mu itu?" Beno menyeduh cappucino miliknya. Karena Rey sangat menyukai kopi hitam, maka dari itu tidak ada stok cappucino di apartemennya. Sehingga Beno harus membawanya sendiri dari rumah.

"Tanggal 5 Mei nanti. Tidak ada perubahan. Peluncuran tetap seperti yang sudah direncanakan." Rey menyandarkan bahu nya pada sandaran sofa. Bahunya tampak merosot karena beban berat yang dipikulnya.

"Kalau begitu, kapan Satria akan ditahan?"

Rey mengangkat sebelah alisnya mendengar pertanyaan Beno.

"Kurasa Senin esok." Rey mengedikkan bahunya berkata sambil lalu.

"Kau tunggu saja beritanya. Sudahlah jangan bahas yang tidak sesuai dengan yang aku bahas tadi." Rey mulai terlihat kesal karena Beno yang terus-menerus mengulur jawaban atas pertanyaan awal Rey.

"Baiklah. Baiklah" Beno yang melihat Rey sudah mulai naik darah itu, langsung berhenti membahas yang tidak seharusnya.

"Kurasa itu ide bagus. Apa kau sudah melakukan eksperimennya?" tanya Beno lagi.

Rey diam, belum menjawab Beno. Apa dirinya memang benar-benar harus membuat produk ini. Bagaimana jika gagal. Bagaimana jika para investor dan perusahaan distributor itu tidak memiliki kepercayaan lagi pada perusahaannya. Tanpa sadar Rey mengacak-ngacak rambutnya, frustasi.

"Ada apa, Rey? Kurasa apa yang kau katakan itu patut dicoba kan. Karena sejujurnya lebih banyak manfaatnya jika menambahkan kayu manis pada kopi." Beno meyakinkan Rey agar tetap mencobanya lebih dulu. Memang jika urusan menangani para investor itu bukanlah keahlian bagi Beno, namun Rey bisa melakukannya.

"Bukankah kau sudah terbiasa melihat para investor itu merangkak pergi namun kau berhasil membuat mereka kembali." Beno kembali menyeduh cappucino nya. Dirinya berpikir akan sangat bagus jika kayu manis ditambahkan dalam minuman cappucino ini.

"Jika mereka masih sulit untuk percaya pada mu lagi. Kau bisa melakukan uji coba di cafe ku. Lalu kau tunjukkan hasilnya pada mereka. Aku tau itulah tujuan mu meminta bantuan ku. Apa aku salah?" Beno sudah menyadari hal ini dan dirinya sama sekali tak keberatan. Karena Beno juga menyadari keuntungan yang akan didapatkannya.

"Kau sangat tanggap dalam hal seperti ini." Rey memuji Beno yang memiliki kepekaan terhadap situasi sekitarnya.

"Tidak perlu sampai memuji ku." saat ini Beno terlihat pongah membuat Rey mendelikkan mata melihatnya. Rey lalu membalasnya telak.

"Tidak perlu merendah."

"Sudah. Sudah, lebih baik kau lakukan saja eksperimen dulu. Aku akan menunggu nya disini. Aku haruslah orang pertama yang merasakannya."

Beno mengibas-ngibaskan tangannya memberi tanda agar Rey segera membuat eksperimennya.

"Aku harus belanja dulu. Sepertinya aku tidak menyimpan kayu manis." Rey segera beranjak dari duduknya dan mengambil kunci mobil.

"Kau tunggu saja disini. Aku segera kembali."

Beno mengangguk tanda mengerti.

"Rey, dimana Kei. Sudah berapa hari ini aku tidak melihatnya." Beno celingak-celinguk melihat sekitar, berharap menemukan Kei. Karena mereka belum ada lagi bertemu.

"Kau akan segera tau. Sudahlah aku akan pergi sekarang." tanpa menunggu jawaban Beno, Rey berjalan cepat menuju pintu apartemen, membukanya dan menutupnya kembali.

Ada apa sebenarnya dengan Kei. Bahkan Kei belum ada juga menghubunginya. Apa Beno harus menghubunginya duluan. Beno meraih Ponselnya dan mencari kontak Kei.

Lama sekali Beno menunggu panggilan di seberangnya disambut.

"Halo"

****

"Kau dimana sekarang?" tanya Beno disebrang sana.

"Aku sedang dalam perjalanan menuju Semarang. Ada apa?"

Terdengar Beno berteriak hingga membuat telinga Kei sakit mendengarnya.

"Apa yang kau bicarakan? Darimana kau sejujurnya?" Beno terus bertanya membuat kepala Kei menjadi berdenyut-denyut.

"Aku sedang ada urusan di Jogja. Sudahlah, saat ini aku sedang fokus menyetir. Jika sudah sampai aku akan menceritakannya padamu." Kei hendak memutuskan panggilan itu, namun suara Beno menahannya.

"Baiklah kalau begitu. Aku berada di apartemen Rey." Beno memberikan informasi dimana lokasinya saat ini.

"Sampai jumpa disana." Kei langsung memutuskan panggilan itu. Dan melempar ponselnya kasar ke kursi penumpang di sebelahnya.

Sudah tiga hari ini Kei berada di Jogja. Hanya satu tujuannya berada di sana. Yaitu mencari keberadaan Angel.

Angel pernah bekerja di salah satu perusahaan di Jogja. Kei berharap dengan mendatangi perusahaannya itu bisa mendapatkan petunjuk. Namun saat tiba disana, Kei tidak mendapatkan informasi apapun.

Kei pun mencoba mencari tau tentang keberadaan Angel dari teman-temannya. Tapi tak ada satupun temannya yang mengetahui dimana keberadaan Adiknya Wina itu.

Tanpa sadar Kei mencengkeram setir mobil dengan kuat dan menekan pedal gas lebih dalam lagi.

Pikirannya kalut, Kei tidak dapat menemukan dimana Angel berada. Dan tidak ada satupun petunjuk mengenai hal itu.

Kei mengeraskan rahangnya, memaki dirinya sendiri karena tak bisa memenuhi janji yang sudah dibuatnya di makam Wina.

Namun, Kei yakin jika dirinya akan menemukan Angel. Apapun caranya dan dimana pun dirinya berada. Kei akan datang menemuinya.

Kei sudah menceritakan hal ini pada Rey. Namun jawaban Rey sempat membuatnya ragu. Pikirannya kembali ke hari itu, ketika Kei bertanya pada Rey tentang hal ini.

"Hei, Rey. Aku ingin bertanya. Jika kau berada di posisi ku saat ini, apa kau akan mencari dimana keberadaan Angel?" Kei bertanya namun matanya terus menatap tangannya yang mengaduk-aduk kopi di gelasnya itu.

"Apa kau akan mencarinya?" Rey justru balas bertanya padanya.

"Rey, aku sedang bertanya padamu. Mengapa kau justru membalas ku dengan pertanyaan juga." Kei berhenti mengaduk-aduk kopinya. Dan dengan nada tinggi membalas ucapan Rey.

"Baiklah, maafkan aku. Jika aku berada di posisi mu saat ini, maka aku tidak akan menemuinya dan tidak akan mencari tau dimana dirinya." Rey memberikan jawaban telak pada Kei.

Sejujurnya Kei tak heran jika mendapatkan jawaban seperti itu dari Rey. Namun Kei tak bisa melakukan seperti yang Rey katakan. Terlebih lagi dirinya sudah berjanji di depan makam Wina, akan mencari dimana keberadaan Adiknya itu.

"Mengapa kau tidak akan mencarinya? Apa kau tidak khawatir padanya?" dalam hati Kei membela dirinya sendiri. Kei yakin apa yang akan Kei lakukan ini adalah benar.

"Kei, aku pikir aku hanya tak ingin mengganggunya. Karena sepertinya dia hidup dengan baik di belahan dunia sana. Lagipula, itu adalah perintah Wina. Jika Angel kembali saat ini, bukankah Satria akan tau dan justru menyerangnya?"

Jawaban Rey membuat Kei seperti terkena sengatan listrik.

Memang benar jika Wina lah yang meminta agar Angel segera pergi dari Tanah Air. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan demi menghindari Satria. Namun, saat ini kejahatan Satria sudah terbongkar. Tak ada lagi hal yang perlu ditakutkan.

"Kei, kau bertanya bagaimana jika itu aku. Maka seperti itulah jawaban ku. Namun kau punya pemikiran yang lain bukan. Selama yang kau pikirkan itu adalah kebaikan maka lakukanlah. Apapun alasan mengapa kau ingin menemukannya. Aku akan tetap mendukung mu. Jadi jika memang kau benar-benar ingin bertemu dengannya, maka lakukanlah."

Itulah yang dikatakan Rey. Membuat Kei semakin yakin untuk mencari dimana Angel sebenarnya berada. Walaupun sudah 3 tahun berlalu. Walaupun samar-samar Kei mengingat seperti apa wajahnya Angel. Namun itu tidak menghilangkan niat Kei untuk mencarinya.

Alasan Kei hanya satu mengapa dirinya begitu kekeuh mencari dimana Angel. Karena dirinya ingin melindungi wanita itu. Sepertinya halnya melindungi Wina. Dan itu adalah janji terakhirnya pada Wina.

Hai, semua pembaca setia ku.

Menurut kalian, jika kalian berada di posisi Kei. Apa yang akan kalian lakukan? apakah seperti yang Rey lakukan, tidak mencari dimana keberadaan Angel. Atau seperti yang Kei lakukan, mencari sampai menemukan dimana Angel berada.

Terima kasih kepada kalian, setulus nya dari dalam hati ku.

Terus beri dukungan kepada penulis agar dapat memberikan keajaiban pada karyanya.

Salam Hangat ❤️❤️

An_Autumncreators' thoughts