Langkah kaki gadis kecil ini cukup diacungi jempol 2 tangan sampai 2 kaki...pasalnya ia terlalu nekad berbanding terbalik dari usianya yang masih belia.
Busyet...
Enok...gadis muda belia yang sedari umur 10 tahun ketagihan Konti gede milik Ipapnya... siapa dia...sosok lelaki yang selalu aktif bermain syurga dunia milik berdua.
Terang saja ia menikmatinya...sebab Ipap sendiri merasa jadi The Big Winner dan memiliki The Big Power Konti...Ups...idaman banget...
Namun sayang karena baru ia jadi kalap hingga ia mulai liar...dan haus..sampai ia melupakan kodratnya sebagai anak yang masih harus bermain tapi justru bermain dengan meksinya.
Memiliki Super Bra ia dapati dari Keturunan si Emak...yang juga kehausan setelah ditinggal mati oleh suaminya hingga akhirnya lupa jika memiliki seorang anak perempuan...setiap hari memasukkan laki-laki kedalam rumah...menjadi tontonan gratis yang dinikmati anak usia belia yang masih tinggi rasa penasarannya.
Tapi yang jadi sasaran seorang remaja berbadan tinggi dengan kulit hitam manis setiap hari disuguhi Meksi di kamarnya..jika Dayat pagi pagi jam 03.00 belum bangun sudah otomatis Enok duduk menghangatkan meksinya untuk olah raga pagi .
Meskipun berjalan kaki ia jabanin ia tak pernah bisa tidak harus dan wajib jam segitu olahraga meksi ...ia tak akan mau berangkat sekolah jika meksinya belum melahap Konti yang membuat meksinya berdenyut berkali kali...sebab Enok setiap hari tak pernah memakai cede meskipun dirumahnya atau kesekolah...
Yah benar...ditahun itu masih banyak orang miskin...jangankan sepatu sekolah...tas saja masih pakai kantong plastik... pulang sekolah nyeker atau bertelanjang kaki.
Guru olahraga selalu absen dibelakang sekolah jam 05.05 menit sebagai sarapan paginya dengan Enok tapi buat Enok itu kali sarapan ke 2...hingga pengurus kebersihan datang jam 06.30...aktivitas itu baru terhenti.
Semua gaya dengan posisi 360 derajat memutar mutar Meksi dari kanan kiri samping depan belakang atas bawah...
Bergulat sebelum jam masuk sekolah...siapa seh yang ngga seneng susti gede super jumbo hampir sebesar buah kelapa malah lebih besar... meksinya bulat besar dan empuk..dan gilanya kuat Berjam jam...super mantap.
Peluh dan Keringat Enok sibocil dengan Susti ukuran 40 jadi pusat mood remaja sekitarnya... emaknya lebih tinggi tapi Sustinya lumayan membuat para buaya mampir kerumahnya.
Anak dan emaknya memang tergolong penarik bendera Pusat Rehabilitasi Konti haus ... keduanya kuat sekali jika main bisa berjam-jam...kalau ada lelaki yang mampu memuaskan mereka tarung sampai berkali kali main tentu bonusnya ngga usah bayar dan justru mereka yang akan membayar.
Kenapa tidak ada satupun penggerebegan sebab si tukang jaganya desa bisa gratis main keliang Meksi yang mampu sedotannya berkali kali... justru kepuasan mereka akhirnya mereka rela memberikan apapun yang ada di dompet dan dirumahnya.
Jika hasratnya tak terpenuhi Enok akan meminum air putih yang kadarnya 60 persen itu tapi ia akan mengumpulkan sekitar 5 sampai 4 orang untuk memuaskannya...tapi selalu tertinggal satu itu membuatnya kurang puas minimal dua baru ia merasa syur banget.
Tubuhnya dibiarkan polos dengan posisi mengangkang dan mengelus elus biji meksinya dan menjilatinya dengan tangan... tentu saja siapa laki-laki yang diajak harus ikut minum air putih itu...dan siapa saja yang diajak akan dengan senang hati mendapatkan susti besar dan Meksi gratis bulat lebar.
"Eh kontimu kalau ngga enak mending keluar sana...puasin aku...aku mau yang gede dan kuat..."
"Wow...pasti...bonusnya juga mantap...berapa gaya kamu minta tak ladeni...puaskan aku juga..."
"Masukin... kontimu...depan dulu baru belakangan..."
Konti ukuran 15 Senti itu dikeluarkan...mata Enok langsung berbinar-binar...ia justru mendorong laki lakinya dan ditidurkan...secepat kilat ia buka baju dan celana juga cedenya ...
Konti itu menggelantung sedikit tegak... mulutnya terbuka lebar sambil meremas 2 telor dan nyepong lahap .
Urat Konti yang menonjol akibat terlalu ngacung membuat Enok semakin gila melahap Konti.
"Hap...hap..hap...najis kenapa kalian diem...jilat meksiku cepat....sustiku juga..kanan kiri.."
Ucapnya pada ketiga laki lakinya yang mematung sambil mengelus Konti masing-masing... mendapat perintah demikian tentu saja sigap mereka bekerja sesuai permintaan.
Konti didepannya disepong dan susti disebelah kanan dilahap Trisno disebelah kiri dilahap Tono dan dari bawah ada kepala Rudi yang menjilati biji meksinya.
Keempat remaja laki-laki dan satu perempuan...berada dirumahnya...tak ada tetangga ataupun saudara yang tahu sebab rumahnya jauh berada dipinggir desa tengah sawah.
Karmun yang tiduran menikmati setiap sedotan dikontinya...
"Auwh...awh...enak sekali... mulutmu seperti lumpur hidup...Enok...Nok..."
Sedangkan Enok sendiri belum merasakan permulaan yang pasti... baginya itu belum memuaskan..
"Mun.. masukin..."
Karmun yang sudah dari tadi dibelakangnya lalu mengangkat pantat besar dan memasukkan Konti kesayangannya yang sudah mengacung kuat kuat.
Blees...
Auwh...achk...
Enok duduk dan menaik turunkan pantatnya...sedang kedua tangannya aktif mengusap Konti Tono dan Trisno..nyepong milik Rudi.
Keempatnya berburu nafas...
Karmun yang berada dibawahnya membaringkan tubuhnya dengan Konti yang masih berada didalam mulut Meksi milik Enok...Rudi mendapatkan gilirannya..Kontinya kini berdampingan dengan milik Karmun..ia berada didepan Meksi Enok berdiri ,memaju mundurkan pantatnya.
Tarno dan Tono kini menikmati sepong bergantian...
Ahg..
Acgh....
Aush....
Plok...plok...
Enok merasa ini pemanasan sebab baru 10 menit berlangsung...Rudi sendiri sudah mau keluar hingga dengan keras Enok menendangnya.
Otomatis sepongan berhenti dan keluarlah makian dari mulut Enok...
"Bangsat... minggir... pulang kau sana... sepuluh menit keluar...bangke.."
"Maaf Nok...aku ngga tahan..."
"Pulang...aku ngga butuh... jangan pernah muncul didepanku dengan kontimu yang letoy...pulang kataku!"
Rudi merasa sakit dikepala Kontinya...ia lalu mengurut miliknya supaya keluar sendiri..
Crooot...
Crooot...
Dengan hati dongkol ia kembali memakai baju dan keluar dari rumah Enok...
"Sial..."
Runtuknya sembari membanting pintu... Enok yang mendengarnya marah...
Posisi Rudi digantikan oleh Tono...sedang Tarno menikmati sepongan...
Namun kejadian Rudi membanting pintu tak menghentikan aktivitas Sugar Baby itu...mereka semakin panas...
Tono merasa gelisah...sebab Uratnya membesar itu artinya Kepala Konti mau muntah...
Enok geram....dengan cepat ia kembali menendang kaki Tono...hal serupa ia alami seperti Rudi..sedang ia harus bekerja dengan tangannya sendiri hingga keluarlah...
Ahgi...
Auwh...
Muka lesunya nampak terlihat jelas... cuma beda lima menit dari Rudi akhirnya iapun kalah...makian jelas ia dapatkan...
Keluar dari kamar Enok dan pulang dengan wajah sumpek.
Tarno mengantikan posisi Tono...kini tersisa dua dari empat siapakah yang bisa bertahan lebih lama...ia akan dibayar.
Namun sayangnya Tarno juga sama seperti kedua temannya tadi...tanpa diminta ia minggir dan berganti pakaian langsung pulang kerumahnya.
Tinggallah Karmun...ia yang sudah terbiasa main lama apalagi setelah minum air bening tentu semakin menikmati...
Keduanya kini semakin liar...ruang tamu menjadi ajang pergulatan seru...semua posisi enam sembilan, sembilan sembilan...juga posisi empat lima...lalu pindah ke kamar depan...menghadap tembok...dan berbagai putaran kanan samping...merasa lapar pindah ke dapur...masak mie sambil nungging...duduk diatas meja makan bahkan tidur diatas meja makan...
Makanpun sambil duduk berhadapan dan memaju mundurkan pantatnya masing-masing...kembali ke ruang tamu dan didepan tivi posisi enam sembilan....
Merasa hendak kencing Enok kekamar mandi dan dikamar mandi ia kencing lalu dibawah shower mulai nungging dan aktivitas lainnya sampai tak terasa malam menjelang... keluar dari kamar mandi...masih berlanjut lagi dan belum ada yang keluar...ini membuat ia semakin tergila-gila dengan Karmun...
Diatas ranjang kembali naik diatas Konti dan menjilati lubang Konti dengan lidahnya...lalu memasukkan perlahan sembari ia melihat jam dinding yang menempel ditembok...sudah jam 23.00...Emaknya belum tanda tanda pulang.
Dimana Emaknya kini jika tak dihotel... karena ia tahu tadi sebelum keluar sempat melihat punggung anaknya berada di warung Kirno si Penjual air putih berkadar 60 persen...itu artinya anaknya ingin bersenang-senang.
Keduanya sudah memahami satu sama lainnya...Ketika Dirno mengajak pulang otomatis ia menolak dengan cepat...
"Wen... pulang yuk...takut istriku nyari..."
"Pulang...aku mau nginep disini sampai 3 hari...kamu pulanglah...biar aku cari yang lain..."
Sergahnya seraya masuk kekamar mandi dengan tubuh polos...Dirno yang tidak rela kekasihnya berada dalam pelukan laki laki lain tentu saja marah...
"Tiwen... jangan sekalipun kamu punya pikiran untuk memasukkan laki laki selain aku..."
"Apa peduliku...aku wanita bebas...dan bebas dengan siapapun yang aku mau...kamu pulanglah...istrimu lagi pengen ngiler meksinya...biar aku disini cari Konti gede besar dan panjang...sukur sukur dapat Konti arab...acgh... nikmatnya..."
Ucapnya seraya mengelus elus meksinya..dan meremas susti super jumbo miliknya.
Dirno melotot...ia tak jadi pulang...dan kembali membuka seluruh bajunya...ikut masuk kekamar mandi...
Tiwen tersenyum menang...ia lalu menarik Konti..dan memasukkan perlahan-lahan ke meksinya....Darso langsung merem melek dengan mulut seperti kepedasan...
Auwh...
Augwh...
"Wen... nikmatnya...aku mau setiap hari sayang...Auhg...empot say...aihg... sumpah...ini kenikmatan tiada Tara...aush..."
Sementara dirumahnya Enok semakin buas... sudah hampir semalaman belum ada yang kalah... Karmun juga memberikan acungan jempol untuk Enok...
"Mantap...Augwh...paket komplit Nok...huaapst... nikmatnya..."
Lain pula dirumah Darso...Yuti istrinya resah sudah hampir dua hari ia bolak balik keluar masuk rumah...anak semata wayangnya belum pulang...juga suaminya.
"Kemana mereka...bisa bersamaan tidak ingat rumah..."
Yuti sudah mendatangi teman teman anaknya dirumahnya tapi jawabannya selalu sama...ia semakin resah...sebab ketidak pulangan mereka berdua membuat dadanya nyeri dan berdebar debar.
Enok sendiri sudah bilang sama guru Konti super win kesayangannya jika ia tidak masuk 3 hari besok mau ngurusin meksinya yang setiap hari dipakainya...
"Ipap...besok tiga hari kedepan saya tidak masuk sekolah...ngurus ini...biar semakin.. berdenyut...biar Konti punya Ipap makin anteng dimulut Meksi"
Ucapnya seraya mengelus elus Konti dibalik celana seragam...lalu menarik tangan Ipap kesayangannya menyentuh Meksi miliknya yang sudah terlanjur basah.
Ia mulai mendesah hebat dan membuka resleting celana Ipap dan mengeluarkan Konti pujaannya itu... Konti besar dan panjang berwarna hitam legam dengan ukuran diatas rata-rata.
Membuka roknya naik keatas pinggang dan memasukkan big win super jumbo kedalam meksinya lalu mendesah kuat kuat...
Ipap kesayangannya juga membuka kancing dada miliknya...dan muncullah dua buah kelapa dengan cery merah menantang didepan wajahnya.
Rakus ia lumat.. membuat Enok memeluk pinggangnya kuat kuat... melenguh hebat karena Konti ukuran 18 Senti itu memang idamannya sekali.
Sayangnya ia tak bisa memilikinya...hanya dengan sembunyi-sembunyi ia bisa terus dan terus memenuhi hasratnya.....
Kenapa ia sampai mau meminum air bening itu tak lain karena Ipap kesayangannya yang berbeda status murid dan guru.
Ia sering minta main dihotel saja tapi selalu ditolak karena anak dibawah umur dilarang masuk hotel apalagi sampai menginap berhari hari itu akan memutus karirnya.
Enok akan menangis ketika keinginan dan kemauan tak dituruti oleh Ipapnya... sedang umur mereka terpaut jauh sekali....berbeda 23 tahun...tapi karena kecerobohan Ipap saat selesai jam olahraga tanpa sengaja ia melihat Enok yang berganti baju dan lalu mandi .
Ia sampai ngiler waktu melihat susti Enok yang berukuran super Jumbo...anak umur 10 tahun dengan tinggi badan 135 Senti itu tak menyadari jika pintu kamar mandi sekolah yang saat ini terbuka ada sekitar 15 Senti akan menjadi awal kehancuran dalam hidupnya.
Ipap lalu masuk dan mengunci pintu dari dalam...serta Merta ia lalu mengangkat tubuh itu dari belakang mendudukan Enok diatas bibir Bak mandi dan membuka celananya sampai kelutut.
Susti itu dilumat cerynya dengan rakus dan Konti miliknya menegang hebat...Meksi itupun dilumat...Enok tidak menangis ataupun menjerit...ia memang kerap melihat aktivitas Tiwen dari balik lubang kunci... sehingga terjawab sudah rasa penasaran.