webnovel

SELALU ADA RUANG UNTUK PULANG

SEGERA TERBIT --- Khansa adalah seorang piatu yang dibesarkan oleh ayahnya yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Khansa tumbuh besar tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya dan hanya diasuh oleh baby sitter. Keadaan membuatnya harus hidup mandiri dan belajar bela diri. Kehidupannya semakin tidak karuan setelah sang ayah menikahi baby sitter-nya. Karena kehidupan Khansa semakin tidak karuan dan selalu hidup di bawah tekanan. Khansa memutuskan untuk kuliah di Jogja dan berharap la memiliki kehidupan yang lebih baik disana. Namun, kejadian nahas menimpa Khansa. Hidupnya semakin hancur dan jauh dari tujuannya. Tugas kuliahnya menumpuk dan parahnya ayah Khansa murka mendengar musibah itu. Hidupnya hancur dan mengalami depresi. Baca kisah perjuangan Khansa sampai Ending di buku SELALU ADA RUANG UNTUK PULANG. Open PO 24-31 Mei 2023 Cek IG @karimaifha Wajib masuk wish list, kamu, nih.

KarimaIfha · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
6 Chs

Club Malam

Bismillahirrahmanirrahim, lanjut part 3 ya...

Happy Reading

_____

Untuk pertama kalinya Aku mengenal minuman haram yang orang sebut miras. Freya sudah mabuk berat di depan bar, tak tahu lagi Aku harus berbuat apa. Beberapa kali Freya memaksaku minum, tapi aku menolak karena Aku masih asing dengan barang haram itu.

"Bodoh! Aku tau kamu tertekan, kamu menderita, kamu melarikan diri dari rumah! haha, kita itu sama. Kita cuma jadi alat buat mereka para bedebah. Mereka manfaatin kita, haha- dan kita menuruti kemauan mereka. Aku harap mereka semua lenyap dari muka bumi ini!" Freya mengumpat sambil mabuk.

"Freya, kita pulang aja ya."

"Ssst, kamu bukan anak manja. Rumahmu sekarang disini, oke!"

Aku rasa Freya sudah sangat sering datang ke tempat ini. Melihat keadaannya seperti itu, gusar rasanya. Tiba-tiba lamunan panjangku tercipta dan terngiang ucapan Freya. Aku rasa ucapannya benar, selama ini Aku hanya dimanfaatkan oleh ayah yang selalu menekanku. Bayang masa sekolahku menghampiri sel-sel otakku, menjalar semakin dalam. Perlakukan kasar ayah dan pertengkaran setiap hari, kepalaku ingin meledak, dadaku sesak. Tanpa sadar tanganku meraih segelas sampanye yang sudah disiapkan oleh barista dan langsung meminumnya dengan cepat.

"Pelan-pelan cantik, kau bisa tersedak." Seorang pria muncul secara misterius. Sekejap kumenatapnya, lalu kembali memperhatikan gelas di tanganku yang sudah kosong. Pada akhirnya Aku meminumnya juga, semakin kotorlah diriku.

"Hai, Aku Ezra? ... Oke Aku nggak diterima disini, Aku akan pergi, dah."

"Ya, enyahlah dari sini!" ucap Freya mabuk.

Kepalaku terasa pusing. Kurasa tak akan bertahan lama Aku disini. Aku membawa Freya pulang dengan sisa tenaga yang kumiliki.

"Argh, kamu berat banget sih," keluhku memapah Freya yang sudah hampir pingsan.

"Butuh bantuan?"

"Terserah deh yang penting sampai rumah."

Ezra membantuku menggendong Freya ke mobil dan mengantar kami sampai ke rumah. Bagaimanapun Aku berterimakasih padanya.

"Em, Aku tinggal deket sini juga. Boleh minta ... line atau Instagram?" to the poin sekali dia.

Aku tak ingin berdebat panjang dengannya di tengah malam seperti ini. Aku langsung memberikan apa yang dia minta dan segera masuk ke kamar Freya, menemaninya sampai pagi. Kepalaku terasa berat dan akhirnya tertidur disamping Freya.

•••••

Malam yang panjang. Aku melewatinya megikuti melodi. Pukul 7 pagi Aku terbangun dan Freya masih tertidur disamping membelakangiku. Terlihat tatto di punggungnya yang membuatku penasaran. Setiap orang menato dirinya dengan makna tersendiri.

"Kenapa dia tatto broken heart di punggung?" batinku menyibak rambutnya untuk melihat tatto itu lebih jelas, tapi kemudian Freya terbangun dan langsung berlari ke kamar mandi. Dia muntah sangat banyak.

"Udah baikan?" tanyaku memastikan keadaannya.

"Ya." Freya memegangi kepalanya

"Apa masih pusing? Aku ambilin minum, oke." ... "Minumlah."

Keadaannya berangsur membaik. Senyumnya mulai mengembang. Aku pun berpamitan untuk kembali ke kamarku.

"Apa nggak ada yang mau kamu tanyain ke Aku?" Tanyanya menghentikan langkahku yang sudah memegangi gagang pintu keluar.

"Tanya?"

"Bukannya kamu penasaran sama tattoku?"

Ya, memang Aku sangat penasaran dengan tatto kecil itu. Aku kembali duduk di sampingnya yang masih berselimut di kasur.

"Maaf ya, udah ngrepotin kamu malam ini. Aku beneran lagi frustasi. Aku nggak bisa lupain cowok berengsek itu. Aku bodoh, jatuh cinta sama devino dan memberikan segalanya yang Aku punya, termasuk harga diriku. 4 tahun kita pacaran dari SMA dan sekarang dia tinggalin Aku demi cewek lain yang lebih seksi dan tajir. Nggak habis pikir tau nggak. Aku udah nggak punya apa-apa lagi sekarang, semuanya udah dirampas sama devino bajingan itu. Aku ngerasa terbuang. Aku bikin tato itu kayak perasaanku yang hancur. Jarum tatto itu tak seberapa sakitnya, aku menatonya di punggung biar Aku nggak bisa liat kehancuranku dan sekarang Aku menyesal membuat tatto itu. Seolah aku mengenang masa-masa itu ketika melihatnya dari cermin."

Freya bercerita panjang lebar. Matanya sembab memerah, pipinya basah dengan air mata. Aku memeluknya sebagai seorang sahabat. Dunia kami seolah runtuh saat ini.

"Tenanglah, disini ada Aku dan Kamu akan baik-baik aja, oke."

____

Alhamdulillah part 3 terupdate...

Penasaran nggak sih sama kelanjutan ceritanya?

Yuk saling berkomentar yg baik, kasih kritik & sarannya yg membangun. Aku bakalan baca kok :) Makasih...

Salam Literasi

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

KarimaIfhacreators' thoughts