webnovel

Sejarah Kesuksesan Pendidikan Hasan Di Pesantren

Hasan adalah putra dari keluarga yang berlatarbelakang alumni pesantren, dia seorang yang berkepribadian ulet dalam memegang pendapat yang menjadi keyakinan dan keinginannya. Paras wajah Hasan pun terbilang dapat menarik simpati orang lain terutama para gadis, sikap tanggung jawab, rendah hati menghiasi diri, sehingga tidak sedikit wanita yang jatuh hati padanya, seperti misalnya Aurel (kekasih terakhir Hasan di masa bangku MTs) dia tak kalah cantik dengan gadis lainnya, Bunga Desa mungkin sebutan yang pantas baginya. Akan tetapi, Orang tua Hasan mempunyai keinginan yang kuat yaitu jika Hasan nanti selesai pendidikan MTsnya akan di masukkan pesantren, agar mempunyai pedoman dalam menjalani kehidupan. Sudah pasti sebagai lulusan pesantren menginginkan anak-anaknya juga bisa meneruskan perjuangan Orang tuanya, Inilah sikap kegigihan Ayahnya dalam mendidik Anaknya. Di sinilah Izan teman seperjuangan yang selalu memberi dukungan, motivasi dan nasihat bijak pada Hasan agar mengikuti keinginan Orang tuanya. Bagaimana kisahnya? Akankah Hasan mengikuti keinginan Orang Tuanya? Bagaimana nasib Aurel? lalu Motivasi, Dukungan dan Nasihat Apa yang digunakan Izan dalam meluluhkan hati Hasan? ikuti keseruan kisahnya hanya di sini. "Sejarah Kesuksesan Pendidikan Hasan Di Pesantren"

Alhadi240891 · Histoire
Pas assez d’évaluations
184 Chs

Seribu Hari Meninggalnya Ayah Hasan

Hari sabtu yang membahagiakan seakan kebahagiaannya di dukung oleh cuaca yang cerah, kebut tipis bergoyang-goyang kesana kemari oleh terpaan angin, gunung yang berdiri kokoh seakan menampakkan keperkasaannya.

Waktu terus berjalan hingga waktu telah tiba seribu hari setelah meninggal Ayahnya Hasan, Hasan pun izin pulang untuk mengikuti acara di rumahnya kirim do'a.

Dengan teman akrabnya yaitu Haris dia pulang di temaninya sampai di rumah terlihat banyak Ibu-Ibu yang sibuk dengan pekerjaan di dapurnya.

Ibunya Hasan lagi asyik dengan anak angkatnya yaitu shofia, cepat-cepat Hasan menghampirinya.

"Shofiya!," sapa Hasan padanya.

"Iya Kak, Bagaimana kabarnya kakak, Shofiya kangen!," kata Shofiya sambil gendong pada Hasan Hasan pun menciumi pipi dan keningnya.

"Kakak kabarnya baik, kak juga kangen sama shofiya Bagaimana sudah sekolah Shofiya?" tanya Hasan pada shofiya yang masih menggendongnya.

Ibunya yang melihat mereka akrab dan suka becanda sangat bahagia.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com