Dengan pandangan yang panas, Fauzan mengamati mereka. Ia masih berusaha meredam emosinya. Fauzan memang tahu, Nadia merupakan sahabat Agra dari dulu. Tapi, Fauzan juga tahu kalau Nadia memiliki perasaan suka yang sangat dalam pada Agra.
Fauzan awalnya juga masih bisa memiliki alasan untuk meredam emosinya. Ia mungkin berpikir jika Nadia dan Agra, hanya bersama karena urusan kuliah atau semacamnya. Lagipula, ia juga tahu kalau dari dulu, mereka berdua sedang mengikuti lomba-lomba.
Tapi kemudian, itu semua ditepisnya dengan sekejap. Fauzan melihat, Nadia menenteng sebuah plastik berwarna bening. Di dalam plastik tersebut berisi seperti obat. Dengan jelas, tentu saja Fauzan tahu jika di dalam plastik bening itu berisi obat-obatan.
Fauzan masih memperhatikan mereka berdua. Nadia juga nampak memegangi pipinya. Pipi Nadia yang membiru akibat lebam karena kejadian menyebalkan dengan pak Doni. Fauzan bisa menganalisa, mungkin Nadia pergi periksa. Dan ia di antar oleh Agra.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com