webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urbain
Pas assez d’évaluations
372 Chs

425. What's Wrong?

Fauzan membawa sebuah piring yang berisi makanan. Ia baru saja mengambilnya dari dapur. Fauzan membawanya ke arah ruang makan. Saat sudah ada di ruang makan, ia melihat Nadia ada di sana menata ruang makannya.

"Loh, kenapa lauknya sedikit sekali?" ujar Nadia begitu baru tahu Fauzan membawa sebuah piring berisi lauk.

"Hah? Memangnya kenapa dengan ini?" tanya Fauzan dengan masih membawa piring dengan wajah polos.

"Bukankah seharusnya kamu membawakan lebih banyak? Kita kan tidak hanya berdua hari ini?" tanya Nadia lagi. Fauzan kemudian menghelat nafasnya.

"Sudahlah. Tidak perlu terlalu banyak menyiapkan semuanya. Aku pikir, ini sudah sangat cukup. Kita kan mau menyajikan makanan untuk mantan musuh kita?" ujar Fauzan.

"Mantan musuh?" tanya Nadia.

"Maafkan aku kalau aku berbicara terlalu kasar, tapi nyatanya itu benar kan?" ungkap Fauzan. "Kita akan mengundang Erick dan Sherly. Mereka kan..."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com