webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · Urbain
Pas assez d’évaluations
372 Chs

402. Impressed Nadia

Nadia masih melihat komputernya. Di sana, ia memang belum selesai mengerjakan tugasnya. Tinggal sebentar lagi dan ia akan segera mengirim laporan hasil kerjaannya pada atasannya.

Drrrrt...Drrrrt...Drrrrt...

Tiba-tiba, ponsel yang ada di samping Nadia berbunyi. Nadia jelas melihat ke arah ponselnya itu. Di layar ponselnya, ada nama Fauzan. Fauzan sudah menghubunginya.

Nadia hanya menghela nafas melihat ke arah ponselnya. Sebelum memanggil Nadia, Fauzan sudah mengirim banyak sekali pesan. Nadia hanya membaca dan tidak membalasnya.

Nadia kemudian hanya mengabaikannya. Ia segera kembali melihat ke arah komputernya. Nadia harus fokus dulu untuk mengirim laporan hasil kerjanya.

Tapi, ponsel Nadia masih terus bergetar. Nadia akhirnya mengambil ponselnya dan menaruhnya ke dalam tasnya. Bagaimanapun juga, ia masih tetap harus berkonsentrasi pada pekerjaannya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com