Zayn terdiam termenung di tempatnya. Kini bukannya ada di kelas, Zayn malah memilih untuk mabal dan berada di warung belakang sekolah. Warung yang biasa digunakan anak anak untuk membolos di sana. Karena pagar sekolah yang terlalu tinggi, guru tak pernah tahu kalau banyak anak anak yang berada di sana.
"Weh, bengong aja Lo." Sosok temannya menepuk pelan pundaknya, membuat Zayn tersentak kaget.
Lelaki itu hanya tersenyum dengan tipis, dan kembali larut dalam renungannya. Mengusap wajahnya kasar, Zayn memilih segera meneguk kopi pesanannya sampai habis. Lantas lelaki itu segera pergi setelah pamit ke pada teman-temannya. Ia berjalan menuju jalan raya, dan segera melambaikan tangannya saat melihat angkot akan melewatinya. Biarlah nanti motornya di sekolah, temannya yang bawa. Zayn juga sudah menitipkan kuncinya pada lelaki itu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com