"Zeta punya apa sampe mukulin temennya, hmm?"
Suara Ghibran memang terdengar biasa, tapi Zeta tahu ada sarat kemarahan di dalamnya. Makanya gadis kecil itu menunduk dalam, menatap tangannya yang saling bertaut.
Zara sendiri memeluk Raya sampai ia sendiri mendudukkan diri di rumput. Gadis itu memeluk Raya dengan memejamkan mata. Baginya, ia seperti melihat dirinya sendiri tatkala melihat Raya hampir dipukul tadi.
"Kak Zala," Raya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Zara dengan tangisan tersedu-sedu.
Zara menghela napasnya dengan berat, ia mengusap punggung Raya, "Ssst ... jangan nangis. Kan belum dipukul jadi belum sakit kan?" Tanyanya.
Raya menggeleng, ia mendongak dengan mata polosnya yang basah kini menatap Zara, "Sakit, kaki Laya tadi diinjek."
Raya menunjukkan punggung kakinya yang tadi dinjak Zeta. Zara mengikuti arah tunjuknya, dan benar, kaki Raya kebiru-biruan tanda jika kaki gadis itu memang baru saja diinjak.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com