Fathan memasuki rumah. Tadi Yera pulang lebih dulu bersama Adnan ketika ia dan Cyra tengah mengobrol. Fathan tiba di hadapan pintu kamar, mengetuk pintu itu. "Raa, gue boleh masuk?"
Fathan membuka engsel pintu. Tidak dikunci. Fathan masuk ke dalam. Tidak ada Yera, sepertinya ia sedang di kamar mandi. Fathan menaruh tas di nakas lalu melepas seragamnya. Sempat terdiam beberapa saat. Fathan bingung. Yera membuatnya menjadi kelimpungan sendiri. Fathan juga takut.
Pintu kamar mandi terbuka. Yera melengos lalu duduk di kursi meja belajar. Membuka buku matematikanya. Fathan menghampiri Yera, berdiri di sampingnya. "Ra, maafin gue," ucap Fathan.
Yera tak menghiraukan.
"Sampe kapan lo diemin gue kayak gini?"
"Ra ... Jangan diemin guee," Fathan merengek. Ia ingin meraih tangan Yera namun Yera menghindar. Membuat hati Fathan mencelos. Fathan beralih menatap buku Yera. "Lo besok olimp? Kalau gitu
semangat ya, lo mau makan seblak? Gue beliin ya?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com