webnovel

School of Persona

Bagaimana rasanya hidup sebagai remaja di tahun 2042-2043? Ditengah perkembangan zaman yang semakin pesat dan kompetitif? Mereka itulah yang disebut sebagai ‘Generasi Emas Indonesia 2045’. Berdirilah School of Persona (SP). Sebuah asrama yang dibangun sebagai tempat pembinaan kompetensi dan kepribadian para remaja SMA penerima Haikal Scholarship in Leadership (HSL). Penghuni asrama elit itu sangat heterogen, mereka dituntut untuk memahami berbagai perbedaan persona di dalamnya. Mereka memiliki sisi yang membanggakan, normal, hingga 'liar' secara bersamaan. Bukan kamuflase, itu hanya ukum tiga wajah; pribadi; keluarga; publik. Banyak persoalan, rahasia dan masalah muncul diantara mereka, lama kelamaan membesar, lalu meledak sebagai bom waktu. Lalu, mampukah mereka membangun diri sekaligus menghadapi tantangan besar generasi mereka itu? Unlock the answer by reading this story! ------ Halo, Readers! Selamat datang di novel keempat Aleyshia Wein. Konsep novel ini adalah Fiksi Realistik dengan sentuhan Literary Fiction. Meskipun demikian, sisi romantis akan tetap ada tipis-tipis, baik diantara para penghuni School of Persona, atau Adriana dan Haikal. Author menyarankan untuk terlebih dahulu membaca karya kedua Author yang berjudul 'Laboratory Doctor and Activist' untuk lebih dekat dengan karakter dan kisah Adriana Gerrie dan M. Faqih Haikal yang terbilang cukup filosofis mendasari berdirinya The School of Persona. Seperti biasa gaya bahasa akan cenderung teknis, dan beberapa istilah advanced akan dijelaskan dalam notes Author. Happy reading! Regards, Aleyshia Wein.

aleyshiawein · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
268 Chs

Bargaining Position Sama

Jerry mengusap wajahnya kasar, kesalahan analisis pada penelitiannya kembali terjadi, megacaukan hampir separuh dari hasil pengolahan data keseluruhan. Jerry benar-benar tidak habis pikir, ceroboh sekali dirinya, tidak teliti hingga kesalahan sefatal itu bersumber dari sebuah angka yang salah input ke dalam persamaan manual. Jika saja perhitungan itu dilakukan dengan komputer, Jerry tak perlu repot-repot mengulang. Tapi ini? Mau tak mau Ia harus kembali begadang, berpacu mengejar taget yang tersisa dua hari sebelum seluruh hasil penelitian dipresentasikan di depan promotor.

"Astagfirullahaladzim ..." sebutnya, menghembuskan nafas berat-berat, berusaha untuk tidak emosi meski mustahil. Diteguknya air mineral dalam tumblr, lalu sejenak Jerry merenung, tepatnya meratapi nasib peneltiannya itu. "Ya Allah ... bakal kerja rodi lagi nanti malem dong?"

"Kenapa sih?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com