Sudah hampir tengah malam, namun wanita berlesung pipi itu masih betah untuk duduk di hamparan rumput yang menghadap ke danau dekat rumah sakit.
7 jam sudah Jisu hanya diam dengan tatapan kosongnya, gadis itu bahkan sangat terluka, walaupun dia tidak bicara sedikitpun tentang itu.
"Jisu..
Gadis berlesung pipi itu tersentak, dia terkejut melihat sosok Alden berdiri dengan sendu di depannya, dia benci tatapan menyelidik itu, dia tidak suka orang mengasihaninya.
"Lo liat semuanya kan?"
"Hmm, boleh gue duduk"
"Boleh, lagian tanah ini bukan punya gue"
Alden mengangguk, dia paham kondisi Jisu saat ini, tapi ingin rasanya dia menjadi sandaran untuk gadis itu saat ini, mengingat banyaknya luka yang menghantamnya tiada henti.
"Kalau lo mau bilang gue gak salah lo salah"
Jisu melempar batu itu ke tengah danau, lalu tersenyum setelahnya, memang benar tidak ada yang tau bagaimana Jisu menyakiti Bobi selama ini, yang orang lain lihat mereka bahkan baik-baik saja setiap hari.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com