Jantung Tania berdetak kencang. Dia sepertinya sudah menebak jawabannya.
Tapi dia tidak berani berpikir terlalu dalam.
Setelah dia dengan gugup bertanya, dia menatap Axel.
Axel menghirup udara dalam-dalam, dan matanya penuh kesedihan yang menyakitkan.
Dia tetap diam untuk waktu yang lama dan terus merokok.
Ada momen hening yang canggung di bangsal.
Dia hampir kehilangan rasa keberadaannya.
Pada saat ini, Axel berkata dengan suara yang dalam. "Namanya Tania. Dia adalah mantan istriku!"
Namanya Tania!!!
Namanya Tania!!!
Kata-kata itu bergema di telinga Tania. Tidak hanya bergema di panca inderanya, tetapi juga bergema di hatinya berulang kali.
Dia tidak bisa mempercayainya.
Ternyata wanita yang selama ini Axel cintai adalah dirinya.
Dia tiba-tiba ingin menangis.
Axel tenggelam dalam kesedihannya dan tidak menyadari kelainan Tania sama sekali.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com