webnovel

SATRIA

Siti_Handriani · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
44 Chs

Salah Paham

Satria terus menatap lingerie itu dengan bayangan di otak yang sudah melayang entah kemana. Lingerie hitam transparan dengan bahan yang sangat-sangat tipis dan pasti mampu memperlihatkan lekuk tubuh sang istri.

"Coba kamu pakai Rye." Ucapnya tanpa sadar pada Athena.

"Hah? apa??" tanya Rye begitu shock akan apa yang Satria ucapkan.

"Hehe ... engga, engga ... kakak hanya bercanda kok."

Huammmm, Athena menguap dengan lebarnya. Ia sangat lelah.

"Ngantuk ya??  tanya Satria yang dibalas dengan anggukan kepalanya.

"Yaudah, kita beresin dulu ini,  setelah itu kita tidur."

"Iya kak."

Akhirnya Athena pun bergegas bangkit dari duduknya untuk mengambil sesuatu yang sempat ia lempar tadi , namun terhenti ... "Stop!!! jangan ambil itu. Biar kakak aja yang mengambilnya."

"Okey ..."

Satria menatap kembali botol yang ada pada genggamannya.

"Azzam ... niat banget sih lo kasih ginian ke gue!"

Satria pun akhirnya merebahkan tubuhnya terlebih dahulu di kasur dan disusul oleh Athena. Satria menyiapkan lengannya untuk di jadikan bantalan Athena. Setelahnya, Athena pun berbaring di samping Satria.

"Sayang ... apa kamu bahagia dengan pernikahan ini?"

"Ya, Rye sangat bahagia, karena kakak merupakan orang yang selalu Rye inginkan."

"Kakak juga sangat bahagia, karena keinginan kakak hanya ingin membuat kamu menjadi pendamping serta ibu dari anak kakak nanti."

"I love you kak Liam."

"I love you too sayang ..."

Mereka saling bertatapan, mencoba menyelami dalamnya perasaan mereka masing-masing.

Satria mendekatkan wajahnya pada Athena , semakin dekat, hingga hembusan nafas begitu terasa di wajahnya.

Cup, Satria mengecup kening Athena dengan begitu lembutnya. Hal itu membuat Athena memejamkan matanya untuk meresapi ketulusan dari sang suami. Dan akhirnya, mereka pun tertidur saking lelahnya.

.

.

Dikamar Sakha, ketiga remaja laki-laki itu saling duduk termenung memikirkan apa yang telah pengantin baru itu lakukan.

"Apa barangnya udah dipakai ??" gumam ketiganya yang tanpa sadar mengucapkan hal yang sama.

Alhasil, merekapun saling bertatap. "Lo kasih kado apa?" tanya Arthur pada Azzam yang dibalas dengan seringai jahat di bibirnya. Kemudian ia pun menjawab.

"Gue ngasih obat kuat."

Hahahahaha.... Ketiganya langsung tertawa tak tertahankan.

"Lo Kha, lo ngasih kado apa ha??" tanya Arthur lagi seraya menahan tawa yang masih tak kunjung mereda.

"Gue kasih lingerie hitam bro ..." ucapnya dengan bangga dan mereka kembali tertawa begitu kerasnya.

Hahahahahah ... "Anjir ... gila ... nih ... gue dong." Ucap Arthur seraya menepuk dadanya dengan sombong.

"Emang lo kasih apaan??" Tanya keduanya serempak.

"Kondo* 10 pack" Hahahahahah ... hahahah ... tawa mereka kembali terdengar begitu kerasnya. Bahkan Azzam tak tahan untung buang air kecil dan Sakha menitihkan air matanya.

"Kira-kira, si Satria sukses gak ya??" tanya Sakha dengan seringai jahil di bibirnya dengan mata menyipit  menatap Arthur.

"Intip aja, gimana?" Ucap Azzam yang baru keluar dari kamar mandi.

"Yakin?"

Ketiganya saling berpandangan untuk menyelaraskan pikiran mereka. Hingga, akhirnya mereka mengangguk bersamaan.

.

.

Mereka telah sampai didepan pintu kamar pengantin, dan mereka di suguhkan dengan suara suara yang membuat mereka bergidik menjadi tegang.

"Ahh ... aww. sakit kak."

"Tahan sayang ... nanti gak bakalan sakit lagi kok ... tahan sedikit lagi ya."

"aahh ... aww ... aahh ...."

Mereka pun saling berpandangan , kemudian menatap sesuatu di bawah mereka.

"Shit ...  gue harus ke kamar mandi." Setelah mengucapkan itu, Sakha kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

"Gue juga!" sambung Azzam dengan tergesa.

"Kenapa sih? padahal kan gue masih penasaran, tuh anak bisa gak."

"Ahhh ... Kak ... stop ... sakit!"

"Tahan sayang ... sebentar lagi ... tahan okey."

"Aw... ahh kak Liam..."

Keringat dingin mulai keluar dari pelipis Arthur dan dengan cepat ia pun pergi ke kamar mandi.

Berbeda dengan keadaan didalam kamar pengantin.

"Nih, udah selesai." Satria tersenyun ke arah Athena kemudian menyimpan kembali obat merah yang tadi telah ia gunakan.

"Makasih kak Liam."

"Sama-sama sayang, lain kali, kalau sehabis tidur jangan langsung berdiri. Biasakan duduk sekejap baru berdiri. Jadinya begini kan."

"Iya kak, maaf ya, habis Rye kebelet pipis, karena pusing jadi kepentok meja rias deh."

"Yaudah, sekarang kita tidur lagi ya sayang."

"Iya kak."

Keduanya pun tertidur kembali.

.

.

Keesokan paginya, suasana di meja makan telah ramai. Bagaimana tidak, para keluarga yang kini tengah berkumpul dimulai para kakek nenek, paman bibi, keponakan dan juga keluarga dari Satria. Suara obrolan kecil serta canda tawa terdengar begitu jelas karena acara sarapan pagi belum dimulai.

Hingga, semuanya terdiam dan bungkam saat melihat pasangan pengantin mereka baru saja keluar dari lift.

Jalan Rye yang sedikit terpincang membuat spekulasi lain bagi mereka yang melihatnya.

"Pagi semuanyaaaa." Sapa Athena dengan riang.

"Pagi sayang ..."

"Pagi juga ..." setelah menyapa, Satria dengan perlahan membantu Athena duduk di kursi sebelahnya . Apa yang Satria lakukan tak luput dari penglihatan semua keluarga.

"Kok belum mulai?"

"Ah ... iya ... ayo kita berdo'a dulu." Setelah berdo'a , akhirnya merekapun memakan sarapan yang telah tersedia.

Saking penasarannya, Arthur bertanya pada Athena perihal semalam.

"Rye , semalam ... gimana?? masih sakit?"

"hm? oh ... udah lumayan gak sakit kok... bener kata Kak Liam.. lama-lama juga bakal ilang sakitnya."

Semua yang mendengarnya berfikir lain dengan apa yang Athena ucapkan.

〰〰〰〰〰