webnovel

SATRIA

Siti_Handriani · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
44 Chs

Partner In Crime

Bbuugghhh , sebuah tongkat mengenai kepala bagian belakangnya, ia melihat ke arah belakang dan ternyata.

"Bye bye om."

Satria mendengar suara itu.

"Rye???"

〰〰〰〰〰

"Hai kak Liam... " sapaan disertai cengiran khas itu kini tertuju pada Satria yang kini masih terheran dengan keberadaan Athena yang kini bersamanya.

"Kamu kenapa disini??" Ucap Satria seraya melangkah mendekati Athena dengan cepat karena para lawannya mulai terkapar lemah.

"Bantuin Kak Liam dong."

"Tapi kan..." ucapan Satria terpotong oleh Athena.

"Awaassss!!!!"

Bbuugghhh...

Satria menghindari kayu yang dilayangkan padanya oleh musuh kemudian memberikan tendangannya tepat pada ulu hati sang lawan.

Ternyata mereka telah bangkit lagi, banyak yang sudah mengalami luka dan babak belur. Satria memberikan kode melewati matanya pada Athena.

Keduanya mengangguk.

Bughhh ... tendangan dari Athena membuat salah satu dari mereka jatuh tersungkur, tak terima temannya diperlakukan seperti itu, yang lain langsung ikut menyerang keduanya.

Athena dan Satria terpaksa memberi sedikit jarak agar bisa leluasa untuk memberikan pelajaran pada mereka.

Bughhh

Bughhh

Bugh bughhhh, pukulan dan tendangan yang Satria layangkan pada musuh dengan cepat dan juga memakai tenaga dalam membuatnya tak bisa menghindar sedikit pun.

Brrruugghh, darah keluar dari mulut dan hidungnya. Ia menatap Satria dengan tatapan memohon. Namun, bukan Jack jika ia merasa kasihan pada korbannya.

Perlahan namun pasti, Satria mendekat dan berdiri di belakang tubuh pria itu.

Kkrrreeerkkkkk

Kepala itu kini terkulai lemah dengan tulang yang bisa di pastikan telah patah dan takkan bisa utuh kembali.

You die...

Keenam orang lainnya menatap Satria marah namun ada ketakutan di dalamnya.

Satria melambaikan tangannya memerintahkan mereka untuk mendekat .

Berbeda dengan Athena, ia mengandalkan kekuatan dari sang lawan. Dengan cepat ia menepis dan juga menghindari serangan musuh membuat serangan itu malah tertuju pada kawannya sendiri. Tangan satunya lagi tak tinggal diam untuk membuka ponselnya yang telah ter modifikasi oleh berbagai macam kode kode yang dibuatkan oleh Kevan.

Lima orang telah mengelilinginya dengan nafas terengah-engah, Athena tetap tenang dengan wajah polos dan menggemaskan miliknya.

"Om, punya anak?" Tanya Athena sesekali menatap mata semua laki laki berbadan besar itu.

"Gak usah banyak bacot, serang aja." Ucap salah satu dari mereka memprovokasi. Saat hendak maju, mereka tertahan oleh ucapan Athena yang menusuk.

"Aku gak akan bunuh kalian, tapi aku akan bunuh anak-anak kalian, bagaimana?" ucapan itu terdengar biasa saja bahkan terlihat sangat riang saat mengatakannya, berbeda dengan matanya yang menatap dengan tajam ke arah mereka semua.

"Satu!" Athena menunjukkan ke arah salah satu orang pria bertubuh besar dengan wajah sangarnya, "nama anak om Yuda Pratama, umur 15 tahun , sekolah di SMP GEMILANG 1, betul?"

"Dua!" beralih pada satu orang di sebelahnya, "masih muda dan aku akan pastikan untuk membantu kelahiran anakmu tapi tidak dengan istrimu, bagaimana?"

"Tiga!" ternyata pria yang kali ini memperlihatkan kerapuhannya jika menyangkut dengan keluarga. Laki-laki itu berlutut dan bersimpuh di hadapan Athena.

"Baby usia 6 bulan dan istri buta nya."

"Kumohon, jangan keluargaku. Ampun, ampuni saya. Saya akan melakukan apapun tapi kumohon jangan keluargaku."

Laki-laki itu terus berkata lirih pada Athena meminta ampunan.

Yang lainnya tanpa di duga mengikuti pria itu.

"Saya mohon, jangan anak saya."

"Saya akan mengabdi kepada anda."

"Jangan keluarga saya nona."

Athena melihat ketulusan terpancar dari mereka semua, tapi maaf.

"Dor"

"Dor"

"Dor"

"Dor"

"Dor"

Lima orang itu ambruk bersamaan dengan ucapan menakutkan milik Athena.

"Sayangnya aku tak percaya." Tatapan puas dengan senyuman penuh kemenangan mengantarkan ia kini pada sebuah pintu dimana seseorang dari mereka selalu menatap pintu itu.

Satria pun akhirnya mendekat setelah menyelesaikan permainannya.

"Beres?"

"Pasti dong." Satria menaikkan kepalannya ke hadapan Athena.

Buppp... "wwooosshhhh"

Dua kepalan itu bertemu. Dan di akhiri dengan Satria yang mengacak rambut Athena dengan gemasnya.

"Hati-hati sayang... kakak gak mau kamu terluka sedikitpun."

"Hmm... percaya sama Rye, Rye pasti baik-baik aja."

"Iya, kakak akan percaya itu."

Ceklek, Pintu itu terbuka dengan mudahnya .

Di ruangan ini terdapat satu tempat tidur yang diyakini sebagai tempat memuaskan nafsu bejat mereka, dan tak henti sampai disitu. Mereka berpencar untuk menemukan sesuatu yang menarik perhatian mereka.

Satria meraba dinding dimana ada sebuah lukisan yang terpajang indah disampingnya, namun tak ada yang mencurigakan. Hingga,

Ceklek

Lukisan itu terbuka saat Satria menggesernya ke samping kiri.

"Rye." Satria melambaikan tangan pada Athena menyuruhnya untuk mendekat.

"Wahhhh... ayo kita masuk." Satria menganggukkan kepalanya setuju.

Dengan perlahan mereka masuk , dan yang mereka lihat kini membuat kedua nya menahan nafas dengan mata membulat dan juga merasakan mual .

Orang-orang yang telah meninggal karena organ dalamnya telah terpisah dari tubuh mereka. Juga banyaknya organ tubuh yang di simpan dalam toples dengan berisi cairan berwarna biru. Seperti, Otak, Ginjal, Jantung, Paru-paru, Mata, dan lainnya.

Mayat yang telah diambil beberapa organnya di biarkan tertumpuk begitu saja tanpa jahitan atau semacamnya untuk menutup luka tersebut.

Athena dengan segera membuka tas nya mengambil syal untuk menutup pernafasannya. Begitu pun Satria.

"Eennghhhh... sadis banget sih ini...."

"Hm... kamu harus hati-hati sayang."

"Kenapa?"

"Lihat." ucap Satria setelah mengamati para korban dan menunjukkan pada Athena.

"Semua korbannya perempuan." Athena pun kini memperhatikan dengan cermat. Dan benar saja, semua korban itu perempuan.

Banyaknya organ-organ yang telah di packing dan juga masih ada yang terbiarkan dalam toples.

Cekrek

Cekrek

Cekrek

Athena pun mengambil beberapa gambar untuk mengirimkannya pada Robert. Dan saat mereka terfokus untuk mencari bukti lainnya, dering dari ponsel Satria lah yang membuyarkan penyelidikan mereka.

"Ada apa grand pa?"

"Kembali, ada perubahan rencana."

"Baik." Tanpa basa-basi lagi, Satria mematikan panggilan itu secara sepihak.

Athena pun mendekat setelah mengambil foto yang menurutnya menarik. Ia memperlihatkan hasil jepretannya pada Satria .

"Kak, lihat ini."

"Para pembunuh itu meninggalkan sayatan pada bahu sebelah kiri korban berbentuk silang."

"Benar, kita harus lebih dalam menyelidiki ini, tapi ada hal yang harus kita lakukan sekarang."

"Ada apa kak?"

"Kita harus pergi dari sini."

"Loh kenapa?"

"Ada perubahan rencana."

"Grand pa?" Ucap Athena dengan alis berkerut nya.

"Iya, ayo cepat, sebelum kita ketahuan."

"Okey!"

Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan tempat itu tanpa menyelesaikan misi mereka.

〰〰〰〰〰

Aku up guysss.... maaf jika ada typo bertebaran dimana mana 😁😁😁

VOTE, COMMENT, SHARE ke teman teman kalian yaaaa...