webnovel

SATRIA

Siti_Handriani · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
44 Chs

Mata Itu...

Satria kembali ke meja dengan membawa nampan yang terdapat makanan pesanan miliknya dan juga Athena.

Tak banyak dari para siswi yang menginginkan berada diposisi Athena saat itu, begitupun sebaliknya.

Ssshhhh... dan tatapan tajam itu menghunus para lelaki yang sedari tadi tak henti menatap Athena-nya.

"Rye... nih, makan dulu, Sayang."

"Makasih kak Liam." Balas Athena dengan cerianya.

"Sama-sama." Satria yang tersenyum manis dengan perlakuan so sweet nya membuat para siswi menjerit tertahan. Ya, mereka menyukai Satria, tapi mau bagaimana lagi, saat ingin mendekati saja bahkan dalam jarak lima meter Satria telah memberikan tatapan tajamnya.

Akhirnya mereka pun memakan pesanan mereka. Hingga...

Grreeeppppp

"Bagi dong sayanggg...." Athena tau siapa yang memeluknya saat ini.

"Sini duduk, Kak." Athena sedikit menggeser duduknya untuk memberi tempat pada Sakha.

"Napa lo?" Sakha bertanya pada Satria yang kini raut wajahnya berubah menjadi muram.

"Ck... ganggu!" gumaman itu masih terdengar hingga telinga Sakha.

"Eh- eh... ini siapa gue?" Tanya Sakha dengan keras tanpa memperdulikan sekitarnya.

"Udah lah kak..."

"Hufftt... nih anak nyebelin sih Rye."

"Udah lah kakkk... " Athena merengek pada kakaknya membuat Sakha dan Satria gemas. Bukan hanya mereka berdua ... tapi para laki-laki yang kini berada di kantin ingin segera menerjangnya.

Cup, kecupan itu mendarat begitu saja di pipi Athena.

"Gemesin banget sihhh... anak siapa sih ini??"

"Anaknya bunda Willy dongggg... " cengiran khas miliknya menular membuat Sakha, Satria dan para lelaki di sana menahan nafas melihat itu.

"Ini baru namanya bidadari."

"Ckk.. namanya Siapa sih???"

"Sayang banget dia udah punya pawang."

"Athena bukan sih???"

"Namanya aja macam Dewi Yunani, apalagi parasnya."

Sakha dan juga Satria langsung menerima sinyal itu. Ya, adik mereka akan di perebutkan dan itu tidak akan terjadi.

"Rye udah makannya?"

"Udah nih... eh... bentar lagi bel yah?"

"Iya sayang, yuk kakak antar."

"Iya, ayo kak."

Satria tetap duduk di tempatnya tanpa mengalihkan tatapannya pada gerombolan kakak kelas yang sedang berkumpul membicarakan Athena.

"Kak Liam, mau antar Rye gak?"

"Oh... ya, ayo." Gue akan sedikit bermain dengan kalian, sepertinya seru, seringai tipis itu membuatnya semakin menakutkan.

"Kamu di kelas mana, Sayang?" Tanya Satria seraya merangkul kan tangan nya pada pundak Athena.

"Wahhh... kalo kak Sakha sama kak Liam tau.. gak akan jadi kejutan dong nanti..."

"Dek?"

"Hah? Ohh enggg— Rye ke kamar mandi dulu ya kak." Kolah Athena mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Loh.. yaudah ayo kakak antar."

"Engga ah... Rye sendiri aja."

"Tapi kamu tau jalannya kan?"

"Iyaa tau kok... bye kak, bye kak Sakha." Athena pun akhirnya meninggalkan Sakha dan juga Satria.

"Gue urus yang di kantin." Ucapan itu terlontar begitu saja dari mulut Satria.

"Hm.. gue jaga Rye."

Sakha dan Satria berpencar begitu saja.

〰〰〰〰〰

"Berani beraninya mereka tatap milik gue kayak tadi..." batin Satria seraya melangkahkan kakinya lebar untuk menuju ke tempat tujuannya.

Kantin

Setelah sampai, orang yang ia cari sudah tak terlihat .

Greeppp, Satria menahan langkah adik kelas yang kebetulan melewatinya.

"I-i... iy-a k-kakk?"

"Lo liat kakak kelas yang tadi disana?"

"I-it itu tatad-di... kee bela..kang sek.." tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut lagi, Satria segera mendatangi tempat yang dimaksud.

Taman belakang sekolah.

Dan di sana ada Athena....

Athena menunduk di tengah-tengah kerumunan para kakak kelasnya itu. Tangan tangan jahil itu dengan beraninya mengelus rambut indah Athena, dan pipi kesukaannya di belai begitu saja .

Satria menggeram marah akan hal itu, saat ia mulai melangkahkan kakinya, terdengar suara barang jatuh yang sangat keras.

Bbrrruugghhh

Semua lelaki di sana hanya melongok tak percaya akan apa yang mereka lihat.

"Ehh... kok bisa terbang ke sana ya?" Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir mungil gadis yang kini menatap mereka dengan mata polosnya. Namun ... ada yang berbeda,

Mata itu ... berwarna emas.

"Ehh.. lo berani sama kita ha??"

"Enggak kok kak, Rye kan tadi gatau kenapa bisa begitu."

"Alahhh... alasan lo..." laki-laki itu mencengkram pergelangan tangan Athena dengan kuat. Namun yang terjadi membuat mereka kembali terkejut.

Ssllleeettttt, lengan itu di putar begitu saja hingga bunyi patahan tulang pun terdengar disertai jeritan kesakitan dari siswa itu.

Kkkreeekkkkk

"Aaarrrrggghhhhh... tangan gue... An-jing...."

"Aaahhkkk sakit... sial..sialan... lo!!!"

Tak terima temannya dibuat seperti itu, ketiga lainnya langsung mengerubungi Athena.

Dua lengan Athena kini terkunci di sisi kiri dan kanannya.

Salah satu siswa siap dengan kayu bekas patahan meja yang ia dapat di depan gudang dekat lokasi mereka.

"Lo macem-macem sama kita hah??? " Ucap siswa bernama Gino itu dengan marah. kayu itu kini telah melayang siap mengenai kepala Athena .

Bbuuuggghhhh

"Berani banget lo sentuh milik gue."

〰〰〰〰〰