webnovel

SATRIA

Siti_Handriani · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
44 Chs

Cahayanya

Setelah anak-anak mereka naik ke kamar, Faysa dan Ken langsung membicarakan maksud kedatangan mereka kemari bersama Athena.

Kevan mengerti akan keadaan yang kini menyangkut Athena dan juga keluarganya. Sangat di sayangkan, namun apa boleh buat, dengan adanya Athena disini, mungkin akan menghilangkan rasa kesepian putranya.

"Apakah aku harus melakukan sesuatu?"

"Ya... latih dia kak." Ucap Faysa dengan tegas.

"Kamu serius?? Tapi..."

"Kak... dia adalah targetnya, bagaimanapun kita melindunginya, ada saat dimana ia sendiri dan kita lengah, maka dari itu, aku sangat minta tolong untuk jaga putriku dan latih dia."

Kevan menatap sang istri yang kini tersenyum ke arahnya.

"Baiklah."

"Thank you kak, ah iya.. kakak ipar, bagaimana dengan kandunganmu?"

"Alhamdulillah baik Fay, mereka aktif."

"Wahhhh.. aku juga ingin merasakannya lagi."

Faysa menatap perut sang kakak ipar seraya mengelusnya dengan sangat perlahan. Ken, Kevan, dan juga sang istri kini hanya menatap sendu wajah sendu milik Faysa. Mereka yakin, Faysa pun merasakan kesedihan yang amat mendalam karena harus menerima kenyataan bahwa rahimnya kini telah di angkat.

"Mommy...." Panggil Athena pada Faysa, tanpa takut atau malu sedikitpun ia memeluk Faysa dari arah belakang seperti kebiasaan Ken dulu saat mengalami traumanya.

Perasaannya menghangat, ia merasakan dekapan itu dengan mata terpejam dengan bibir yang memperlihatkan senyum indahnya.

"Kenapa Rye?." Tanya Faysa seraya mengelus tangan Athena yang sedari tadi memeluknya.

"Kok Rye lapar ya mom? Hehehe." Faysa tersenyum , ia tak seharusnya bersedih. Hidupnya kini telah lengkap, suami yang mencintainya, anak yang selalu ada untuknya dan kini Athena yang mengisi kekosongan hatinya.

Faysa mengelus kepala Athena dengan sayang, Ken pun dengan jahilnya mencubit hidung Athena gemas.

"Daddy... sakittttt...."

"Hihi... habisnya kamu gemesin sihhh... " Ken mengecup puncak kepala Athena gemas.

Faysa tersenyum melihat Ken yang begitu menyukai Athena.

"Rye mau makan sama apa?"

"Eemm..." Athena menatap langit langit dengan jari yang kini menunjuk pada pelipisnya.

"Adanya apa Aunty?" Jawaban itu membuat semuanya tertawa.

Bagaimana tidak? Tadi Athena berfikir keras untuk memikirkan menu makanan yang akan ia makan. Sedangkan akhirnya ia bertanya akan apa yang telah tersedia.

"Aunty buat ayam bumbu balado, sayur bayam pakai jagung, sama udang crispy."

"Athena mau bayam aja deh mom... dad..."

"Okeyy.. kita makan cantik." Ken membawa Athena dalam gendongannya.

"Dad... Rye berat loh..."

"Engga kok... mom aja sering daddy gendong." Ucap Ken dengan tenangnya tanpa memikirkan wajah Faysa yang kini telah berubah menjadi merah.

"Willllll..."

"Peace sayangggg, lariiiiiiiiii...." Ken berlari menuju ruang makan untuk menghindari Faysa dengan Athena yang berada dalam gendongannya.

Akhirnya, setelah sampai di meja makan, Athena dengan segera meminta nasi dan juga lauknya.

"Hmm... kayaknya udang enak mom..."

"Mau udang sayang?"

"Enggak mom... Rye suka gatal-gatal, kata bunda namanya alergi."

"Ohh kalau begitu kamu gak boleh makan udang itu sayang."

"Iya mom.. Azzam kemana ummi?"

"Tuh... baru aja turun."

"Azzam... sini duduk samping Rye."

Azzam tersenyum seraya berlari menghampiri meja makan dan duduk di samping Azzam.

Mereka pun akhirnya menghentikan perbincangan mereka dan makan dalam diam.

Faysa sesekali menatap Athena yang sangat menikmati makannya. Ia tersenyum melihat gadis kecil itu tersenyum seraya bergumam memuji makanan yang ia makan.

"pelan-pelan makannya, Sayang."

Rye menatap Faysa dengan mata bulatnya kemudian mengangguk cepat.

Faysa bahagia.. ya... sangat bahagia.

Terima kasih karena kamu hadir di hidup mommy Rye.

〰〰〰〰〰〰

"Mom... mommy...." teriak seseorang yang baru saja masuk pekarangan rumah Ily.

Dengan tergopoh-gopoh, Ily menghampiri sumber suara yang sedari tadi memanggilnya.

"Kenapa sayang??"

"Mom dari mana sih?? Nabil panggil dari tadi juga..." rengekan itu membuat Ily tersenyum.

"Maaf ya..  tadi mom lagi di dapur."

"Gapapa kok mom... Nabil kangen deh sama mommy."

"Sini dong... peluk Mom." Ily pun membawa Nabil dalam pelukannya. Ia rindu putri kecilnya, padahal belum genap satu minggu Athena meninggalkan Indonesia, kini telah membuat Ily sangat merindukan putri bawelnya itu.

"Mom.. kok sepi sih?? Sakha sama Rye mana mom?"

"Sakha ada di kamarnya tuh, kalo Rye ... "

"Sayangg... siapa?"

"Daddyyyyyy...." Nabil langsung berlari mendekati Tae dan melompat kedalam pelukannya.

Grreepppp

"Uuhhhh... kakak berat banget sihhhhh."

"ihhh daddy kok gitu sih?"

"Hihi.. bercanda sayang... sudah makan?" Nabil hanya menganggukkan kepalanya dengan cepat namun tangannya tak berhenti memainkan rambut Tae yang kini berwarna biru.

"Hai Lily."

Tae langsung bersiaga saat mendengar suara itu.

Kean

Kean tersenyum begitu menawan pada Ily. Walau dibalas dengan senyum seadanya, Tae tetap harus menjauhkan mereka.

"Nabil kesini sama papa?"

"Iya dad.. katanya, papa mau ketemu sama mommy Ly."

"Emmmmm...." wajahnya terlihat tenang, namun berbeda dengan hatinya yang kini terbakar api cemburu.

Tae mendekat untuk mengambil eksistensinya yang sedari tadi tak mereka hiraukan.

"Sayang... ayo makan dulu."

"Ayo.. Tae mau makan sama apa? Ily masak makanan kesukaan Tae loh..."

"Oh ya... rendang kan?"

"Betul sekaliiiii... ayo Tae." Tanpa menghiraukan apapun lagi, Ily menarik Tae yang masih menggendong Nabila menuju meja makan dan meninggalkan Kean yang masih terdiam dengan tangan yang mengepal erat.

"Harus sampai kapan gue tahan sama keromantisan mereka.... "

Ia kembali menetralkan ekspresinya. Setelah tenang, ia mulai melangkah menuju meja makan. Dan di sana, Kean melihat kebahagiaan terpancar dari kedua wanita yang dicintainya.

Ia kembali pada penyesalannya.

"Seandainya gue gak hianatin Ily, pasti gue yang ada di tempat itu."

〰〰〰〰〰〰

Penyesalan selalu datang di akhir guys...

Buat yang belum vote dan comment aku tungguu lohh...

Kalau buat yang belum follow , silahkan klik FOLLOW pada akun

SitiHandriani