Benar sih, apa yang di bilang oleh temanku. Enggak ada salahnya mencoba berkata dengan jujur biar bagaimana pun pasti kelihatan apakah Lusiana beneran tulus mencintaiku? Jawabannya ada pertanyaan perihal penyakit. Kalau reaksi serius benar-benar khawatir padaku, dan berusaha mencoba motivasi supaya lekas sembuh.
Wah .... itu sih, membuatku yakin banget rasa sayang bukan seperti sahabat lagi. Melainkan ingin berjuang terus sampai cintanya di terima olehku. Hah..... sumpah dah, baru kali ini terasa terganggu oleh pemikiran tidak menentukan siapa yang bakal menjadi pasangan kelak. Terkadang apa yang sudah lihat sekarang? Belum tentu bakal sesuai sama.
Dari situlah aku langsung berpikir, "Kalau aku pacaran sama Lusiana, nanti Suci bagaimana? Kan mengungkapkan perasaan aku sedangkan, Suci kelamaan menunggu." Sebenarnya, aku sendiri tidak sabaran mengenai perasaan sudah rela menunggu setiap bulan. Mengenai keputusan dari Suci tak berikan harapan lebih buatku sendiri.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com