webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#HAREM

Sang Raden

"Terakhir yang aku ingat, aku tersesat lalu pingsan dekat makam di tengah hutan. Saat aku membuka mata, aku sudah berada di tempat asing antah berantah...." Kirana... Seorang gadis kota yang terjebak masuk kedalam alam lain yang bernama Negeri Negaran. Ketika Kirana sadar dari pingsannya, ia bangun dalam keadaan yang berbeda. Dari baju yang ia kenakan, gaya rambutnya, semua berubah. Orang-orang di Negaran memanggil dan mengenal Kirana dengan nama Nyimas Sekar. Nama asing yang belum pernah Kirana dengar sebelumnya. Nyimas Sekar sebenarnya sudah mati, kini raga dan wujudnya digantikan oleh Kirana. Gadis kota yang tidak tau apa-apa itu harus menggantikan posisi Sekar dan mengemban tugas untuk merawat seorang calon raja yang sekarat. Kirana berusaha mencari jalan pulang, namun ia malah terjebak semakin dalam, hingga Kirana harus mempertaruhkan nyawanya demi Raden Sastra, calon raja Negaran. Meskipun Kirana tidak mengerti bagaimana cara kehidupan orang masa lampau, tapi ia mencoba untuk beradaptasi, dari cara berpakaian, pekerjaan dan pola makan. Namun semakin lama Kirana semakin dalam masuk ke permasalahan yang ada disana, hal terberat adalah posisi dimana saat terjadi perang antara Raden Sastra dan Pamannya untuk berebut kekuasaan sebagai Raja. Kirana harus menyelesaikan tugasnya, supaya ia mendapatkan jalan kembali ke dunia nyata.

Nimas_3462 · Fantastique
Pas assez d’évaluations
369 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#HAREM

Tangisan Kirana ditengah badai

Suasana kini sudah begitu gelap, tengah hari yang biasanya terik kini berubah mendung gelap bagaikan senja yang dilahap awan hitam. Kalima dengan cepat menebas beberapa batang kayu dan daun kelapa, ia masih terlihat begitu marah dan melampiaskan kemarahan itu menggunakan tenaga dalamnya.

Kirana duduk di dekat Sastra, sambil menatap kosong Sundari dan Kalima yang sedang buru-buru membuat gubuk untuk mereka berainggah. "DUAAARRRR...." kilat dan petir menyambar kuat, Kirana kaget kemudian memeluk Sastra erat.

Air hujan yang deras turun tanpa ada aba-aba lagi, hujan turun begitu lebat sampai-sampai jarak pandang Kirana tertutup oleh guyuran air dari langit. Ia bahkan tidak mendengar ucapan suara keras dari Kalima dan Sundari.

"Sundari biar aku yang mengikat tiang ini, kau pasang saja daun kelapanya!" teriak Kalima.

"Baik Paman!" jawab Sundari melaksanakan perintah Kalima.