webnovel

Sang Raden

"Terakhir yang aku ingat, aku tersesat lalu pingsan dekat makam di tengah hutan. Saat aku membuka mata, aku sudah berada di tempat asing antah berantah...." Kirana... Seorang gadis kota yang terjebak masuk kedalam alam lain yang bernama Negeri Negaran. Ketika Kirana sadar dari pingsannya, ia bangun dalam keadaan yang berbeda. Dari baju yang ia kenakan, gaya rambutnya, semua berubah. Orang-orang di Negaran memanggil dan mengenal Kirana dengan nama Nyimas Sekar. Nama asing yang belum pernah Kirana dengar sebelumnya. Nyimas Sekar sebenarnya sudah mati, kini raga dan wujudnya digantikan oleh Kirana. Gadis kota yang tidak tau apa-apa itu harus menggantikan posisi Sekar dan mengemban tugas untuk merawat seorang calon raja yang sekarat. Kirana berusaha mencari jalan pulang, namun ia malah terjebak semakin dalam, hingga Kirana harus mempertaruhkan nyawanya demi Raden Sastra, calon raja Negaran. Meskipun Kirana tidak mengerti bagaimana cara kehidupan orang masa lampau, tapi ia mencoba untuk beradaptasi, dari cara berpakaian, pekerjaan dan pola makan. Namun semakin lama Kirana semakin dalam masuk ke permasalahan yang ada disana, hal terberat adalah posisi dimana saat terjadi perang antara Raden Sastra dan Pamannya untuk berebut kekuasaan sebagai Raja. Kirana harus menyelesaikan tugasnya, supaya ia mendapatkan jalan kembali ke dunia nyata.

Nimas_3462 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
369 Chs

Sundari marah

"Oh ya ampun! Petasanku!" pekik Kirana langsung dengan cepat membongkar ranselnya, ia meletakkan keris dari Empu Dhamar perlahan tidak jauh darinya kemudian mengeluarkan seluruh isi barang yang sebagian bajunya basah. Kirana sangat khawatir jika petasan yang ia bawa sampai basah, maka fungsinya tidak akan maksimal ketika digunakan nanti.

Dengan perasaan yang berdebar Kirana memeriksa satu persatu kantong plastik pembungkus petasan, setelah memeriksa semua Kirana menghela nafas lega karena untungnya petasan itu tidak basah.

"Ooohhh Syukurlah"

"Apa ada bajumu yang basah Kak?" tanya Sundari menghampiri Kirana.

"Ada, tapi hanya beberapa saja" jawab Kirana sambil melempar senyum.

"Hanya beberapa saja? Kantung bajumu ini sangat luar biasa, Sastra mencelupkannya ke sungai dan hanya basah beberapa saja sedangkan semua baju gantiku basah bahkan bisa di peras" protes Sundari.

"Paman Kalima, jika kita melewati pasar nanti aku ingin membeli kantung baju seperti yang Kak Sekar punya!"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com