webnovel

Sang Raden

"Terakhir yang aku ingat, aku tersesat lalu pingsan dekat makam di tengah hutan. Saat aku membuka mata, aku sudah berada di tempat asing antah berantah...." Kirana... Seorang gadis kota yang terjebak masuk kedalam alam lain yang bernama Negeri Negaran. Ketika Kirana sadar dari pingsannya, ia bangun dalam keadaan yang berbeda. Dari baju yang ia kenakan, gaya rambutnya, semua berubah. Orang-orang di Negaran memanggil dan mengenal Kirana dengan nama Nyimas Sekar. Nama asing yang belum pernah Kirana dengar sebelumnya. Nyimas Sekar sebenarnya sudah mati, kini raga dan wujudnya digantikan oleh Kirana. Gadis kota yang tidak tau apa-apa itu harus menggantikan posisi Sekar dan mengemban tugas untuk merawat seorang calon raja yang sekarat. Kirana berusaha mencari jalan pulang, namun ia malah terjebak semakin dalam, hingga Kirana harus mempertaruhkan nyawanya demi Raden Sastra, calon raja Negaran. Meskipun Kirana tidak mengerti bagaimana cara kehidupan orang masa lampau, tapi ia mencoba untuk beradaptasi, dari cara berpakaian, pekerjaan dan pola makan. Namun semakin lama Kirana semakin dalam masuk ke permasalahan yang ada disana, hal terberat adalah posisi dimana saat terjadi perang antara Raden Sastra dan Pamannya untuk berebut kekuasaan sebagai Raja. Kirana harus menyelesaikan tugasnya, supaya ia mendapatkan jalan kembali ke dunia nyata.

Nimas_3462 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
369 Chs

Sastra Mengamuk Terhadap Kirana

Perlahan gerimis mulai reda, meskipun langit masih terlihat mendung tapi setidaknya air gerimis tidak turun lagi. Meskipun suasana menjadi basah dan becek tetapi warga masih tetap melakukan aktivitasnya, mereka harus bersiap-siap masak untuk makan malam.

Kirana berjalan menyusuri lapangan, ia ingin sekali bertemu dengan Ruman tapi sepertinya Ruman sedang tidak ada di desa, kata salah satu warga di sana Ruman sedang membantu Paman Kalima memetik daun kelapa.

Kirana terhenti sejenak kemudian melirik ke arah kandang Sastra. "Kira-kira apa yang dilakukan kuda itu ya? Seharian ini hujan, kasihan sekali dia tidak keluar kandang sedikitpun" gumam Kirana dengan perasaan yang penasaran, diam-diam ia mencoba untuk mendekati kandang Sastra dan melongkan kepalanya ke pintu kayu yang hanya setinggi leher orang dewasa.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com