Di satu sisi...
Istana Negaran terlihat begitu gempar ketika para perajurit menggotong jenazah menggunakan tandu, Birok Ireng yang sedang duduk di singgasananya terlihat begitu terkejut. Orang-orang yang menghadiri diskusi kerajaan sama sekali tidak percaya kalau jasad yang meninggal tanpa kepala itu adalah jasadnya Senopati Lawe.
Para perajurit itu meletakkan tandu di depan singgasana Birok, mereka memberikan hormat dan memberi tahu tentang apa yang terjadi sehingga orang kesayangannya tewas begitu tragis. Para petinggi di sana bergidik ngeri, melihat orang yang selama ini dikenal akan kehebatannya, mati dengan cara yang begitu mengerikan.
"Pendekar Hitam!" ucap Birok Ireng sambil menggertakkan giginya. Ia tidak menyangka kalau pendekar hitam begitu hebat hingga mampu mengalahkan Senopati Lawe, ia telah meremehkan orang yang salah.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com