Disisi lain Asih hanya bisa menangis dari depan jendela, ia sama sekali tidak berani keluar kerumah karena takut para warga menyerangnya juga. Padahal Asih ingin sekali memeluk Kirana, mengucapkan selamat tinggal kepada Ndoro Putri yang selalu memberikan semangat dan pelukan hangatnya.
Hingga malam tiba, desa Halimun terasa begitu sepi. Meskipun para warga tetap makan malam bersama, berkumpul di depan api unggun seperti malam-malam sebelumnya. Tapi suasana sangat jauh berbeda, tidak ada suara seruling dari Sundari, tidak ada canda tawa dari anak-anak dan Kirana, juga tidak ada cerita.
Semua orang juga terdiam, seakan enggan berbicara dan sibuk dengan perasaannya masing-masing. Bibi termenung sambil memandangi tempat dimana biasanya Kirana duduk bersamanya, hampa, ia kehilangan selera makan.
"Ada apa ini? Kenapa kalian murung seperti orang yang sedang berduka? Seharusnya kalian senang karena sumber penyakit di desa ini sudah pergi"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com