Senapelan 1782. Pagi hari.
Pasar yang pada masa itu terbilang cukup besar. Pada masa itu sudah cukup sering terlihat orang-orang asing. Mulai pedagang dari Tiongkok, Arab, Belanda, India, hingga Inggris tentunya.
Idris berjalan di tengah pasar seorang diri, setelah siap makan pada sebuah pondok penjual makanan. Ia membeli nasi lemak dengan ikan bakar dan sambal tempoyak yang sangat pedas. Wajah Idris jadi memerah, hampir seperti udang rebus, meski ia tidak begitu merasa kepedasan.
Penduduk sekitar atau pun pedagang tidak ada yang merasa heran saat melihat sosok Idris yang tampak seperti orang asing, karena berkulit putih dan sedikit lebih tinggi dari orang asli di tempat itu. Idris memakai baju yang sesuai pada masa itu dan tentunya baju seperti bangsawan yang cocok untuk penampilannya, berkain sampin, serta bertanjak pastinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com