webnovel

SANG PENJAGA TERAKHIR

No. 1 WPC #116: Pimpinan Pria - Makhluk Mitos. _____ Cindaku adalah sosok misterius yang diyakini sebagai manusia yang memiliki kemampuan magis dan dapat merubah wujudnya menjadi harimau atau setengah harimau di tanah Sumatra, terutama di Jambi dan Sumatra Barat. Cindaku juga diyakini sebagai penjaga hubungan manusia dan harimau tetap berada pada jalur semestinya. Sementara Mori adalah seorang remaja yang memiliki kemampuan melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasatmata. Suatu hari, ketika Mori menolong warga dan polisi hutan yang tersesat di hutan setelah melakukan penyergapan penebang liar karena melintasi daerah terlarang, secara tidak sengaja Mori bertemu langsung dengan Cindaku yang selama ini hanya dianggap mitos turun temurun.   Selain bertemu Cindaku, Mori juga bertemu dengan sosok tak biasa bernama Idris yang memiliki kekuatan dan pengaruh luar biasa! Idris mengatakan jika Mori bisa memilih hidup berdampingan dengan makhluk mitos atau mengabaikannya. Setelah pertemuan tidak sengaja Mori dengan Idris, Mori juga bertemu makhluk-makhluk lain yang selama ini dianggap mitos satu persatu. Hingga Mori terlibat langsung, mau atau tidak mau dan membuat Mori harus memilih seperti yang dikatakan Idris. Akankah Mori menerima setiap keanehan yang muncul di kehidupannya atau mengabaikan semua yang ada? Ikuti lanjutan kisah petualangan ini dalam SANG PENJAGA TERAKHIR! *** Up date setiap hari Minggu.

Ai_S_Sena · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
211 Chs

181. SERIUS INI JAM LIMA PAGI?!!

Pada malam hari, sekira jam delapan, Ahmad membuka pintu kamar Mori perlahan. Ahmad melihat jika cucunya masih tampak tertidur dengan posisi miring ke kanan dan memakai selimut tebal, karena tempat itu memang dingin, terletak di dekat gunung.

Ahmad masuk ke dalam kamar untuk melihat keadaan Mori apakah benar baik-baik saja atau tidak. Ahmad duduk di pinggir tempat tidur, dan memperhatikan Mori dari dekat. Merasakan suhu tubuh Mori dari dahinya.

[Dia baik-baik saja!] Ahmad berdiri perlahan dan keluar dari kamar.

Begitu berada di ruang tengah rumah, Ahmad duduk bersama Dahnia yang telah menyiapkan kopi dan keripik kentang buatan sendiri, yang kentangnya berasal dari kebun kentang milik Dahnia yang cukup luas, dan dikelola empat pekerja.

"Mana Mori, pak?" tanya Dahnia sambil memasukkan sekeping keripik kentang ke mulutnya.

Ahmad duduk dan menyeruput kopi hitamnya terlebih dahulu, setelah itu barulah menjawab pertanyaan Dahnia. "Masih tidur."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com