webnovel

SANG PENJAGA TERAKHIR

No. 1 WPC #116: Pimpinan Pria - Makhluk Mitos. _____ Cindaku adalah sosok misterius yang diyakini sebagai manusia yang memiliki kemampuan magis dan dapat merubah wujudnya menjadi harimau atau setengah harimau di tanah Sumatra, terutama di Jambi dan Sumatra Barat. Cindaku juga diyakini sebagai penjaga hubungan manusia dan harimau tetap berada pada jalur semestinya. Sementara Mori adalah seorang remaja yang memiliki kemampuan melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasatmata. Suatu hari, ketika Mori menolong warga dan polisi hutan yang tersesat di hutan setelah melakukan penyergapan penebang liar karena melintasi daerah terlarang, secara tidak sengaja Mori bertemu langsung dengan Cindaku yang selama ini hanya dianggap mitos turun temurun.   Selain bertemu Cindaku, Mori juga bertemu dengan sosok tak biasa bernama Idris yang memiliki kekuatan dan pengaruh luar biasa! Idris mengatakan jika Mori bisa memilih hidup berdampingan dengan makhluk mitos atau mengabaikannya. Setelah pertemuan tidak sengaja Mori dengan Idris, Mori juga bertemu makhluk-makhluk lain yang selama ini dianggap mitos satu persatu. Hingga Mori terlibat langsung, mau atau tidak mau dan membuat Mori harus memilih seperti yang dikatakan Idris. Akankah Mori menerima setiap keanehan yang muncul di kehidupannya atau mengabaikan semua yang ada? Ikuti lanjutan kisah petualangan ini dalam SANG PENJAGA TERAKHIR! *** Up date setiap hari Minggu.

Ai_S_Sena · Fantastique
Pas assez d’évaluations
211 Chs

121. Pertemuan Tidak Terduga

Setelah bermalam di rumah Ahmad, pada subuhnya Mori berpamitan kepada Ahmad dan Dahnia, kakek, neneknya. Ahmad merangkul Mori dan berbisik. "Kamu kan bisa membuat portal. Sering-seringlah ke tempat kakek sama nenek, ya?"

"Aman kek!" Mori juga berbisik.

"Jangan minta yang aneh-aneh sama Mori, pak!" sela Dahnia yang duduk di dekat meja bundar, memegang gelas teh untuk menghangatkan jari-jarinya yang terasa dingin, karena udara pagi di daerah pegunungan luar biasa dingin.

Mori dan Ahmad yang membelakangi Dahnia dan masih saling merangkul, menoleh bersamaan kepada Dahnia lalu tertawa.

Idris yang duduk bersama Dahnia juga ikut tertawa.

Mendengar suara tawa Idris, Ahmad melihat ke arah jam dinding. Ia melepaskan rangkulan tangannya dari bahu Mori. "Wah... sudah jam enam! Baiklah, ayo kamu pergilah bersiap buat sekolah."

"Siap bos! Tapi tadi kan sudah mandi di sini pakai air hangat! Tinggal ganti baju saja." Sahut Mori.