Sikap Song Yi sangat konyol, seperti seorang penjahat.
Menghadapi penjahat harus menggunakan cara seperti penjahat juga.
Tang Si menjilat bibir bawahnya, lalu menyahut, "Lupakan saja. Nona Song sangat cantik. Haruskah kita berkontribusi pada negara dan menghasilkan keturunan?"
"Kelihatannya, kau khawatir sekali padaku? Lalu, untuk menghindari anak angkat … "
Tatapan mata Tang Si terlihat genit saat dia tersenyum. Seperti anggur yang sudah berumur cukup tua dan memabukkan, kata-kata yang diucapkannya pun makin tidak jelas dan makin tidak masuk akal. "Nona Song, apakah kau ingin memberikan tempat tinggal untuk anak suatu saat nanti?"
Hati Song Yi berdebar, jantungnya berdetak makin cepat ketika Tang Si mengatakan kalimat ini. Cukup lama perasaannya menjadi seperti ini.
Mana mungkin Song Yi mengatakan bahwa dia adalah orang terkenal di dunia hiburan? Dia sama sekali tidak pernah mengungkapkan kata-kata kasar, tapi kata-kata kasar dan makian seperti apa yang tidak pernah didengarnya selama kariernya di dunia hiburan?
Bisakah dia jatuh di tangan pria di hadapannya yang biasa-biasa saja ini?
Tang Si menatap Song Yi dengan penuh minat. Dia hanya ingin melihat pipi Song Yi yang merah merona. Namun, detik berikutnya, mata rubah Song Yi itu berubah dan tatapannya seakan mengancam.
Song Yi lalu berkata, "Jika kau keberatan, kau bisa membiarkan anak itu tetap berada dalam tanganmu."
"Sebenarnya, hal itu tidak bisa," Song Yi kembali menambahkan, sambil menyatukan jari-jari tangannya sendiri. Dia melirik bagian pinggang dan perut Tang Si, lalu melanjutkan kalimatnya, "atau dengan tanganku sendiri juga tidak apa-apa."
Senyum Song Yi terlihat merekah.
Tang Si menyipitkan matanya. Dengan ujung lidahnya, dia menjilat bagian pangkal giginya.
Tang Si baru menyadari bahwa Song Yi rupanya begitu bernafsu dan liar kepada pria. Dia sama sekali tidak menghindar ketika mereka membicarakan topik ini.
Bagaimanapun juga, dia adalah seorang laki-laki. Dia juga tidak akan menolak jika wanita ini membuka diri.
Inilah yang membuatnya tidak menghargai wanita ini.
Namun, saat dia ditabrak oleh wanita ini, dia justru menunjukkan bekas luka di belakang lehernya.
Lagi-lagi, wanita ini merayunya.
Tang Si bereaksi dan akhirnya dia memutuskan pergi mandi dengan air dingin.
Tang Si hanya berpikir bahwa itu adalah pengaruh tubuhnya karena terlalu lama menderita depresi fisik. Itu normal saja jika dia tidak bisa mempertahankan rubah kecil yang cantik dan menarik ini. Lagipula, usianya sudah 28 tahun.
Wanita ini sangat menarik di mata para pria. Dia tahu benar bagaimana memanfaatkan kecantikannya dan bakatnya untuk menarik dan mengambil hati orang lain. Dia juga tahu bagaimana caranya menghindar serangan dari orang lain.
Song Yi adalah seorang wanita pintar, cerdik, sekaligus licik.
Setelah itu, Tang Si menduga bahwa dirinya tidak cukup bagus mengendalikan dirinya. Namun, dia juga tidak bisa berhenti memikirkan Song Yi karena pesona wanita itu yang begitu memabukkan.
Perasaan asmara macam apa yang dimiliki wanita itu!
Tang Si menggosok-gosokkan pelipisnya dan berusaha membuang jauh-jauh pikiran ini dari benaknya.
Mungkin dia benar-benar harus mencari wanita.
Itulah yang dipikirkannya sekarang.
Tang Si juga menyadari bahwa dia tidak bisa meneruskan untuk membicarakan topik ini dengan Song Yi. Wanita itu sama sekali tidak punya dasar apa-apa.
Song Yi dan Tang Si cukup lama terdiam. Akhirnya, Song Yi tersenyum sambil beranjak dari tempat duduknya. Dia mengira Tang Si kecewa dengannya.
"Tidak apa-apa. Jika kau merasa tidak puas, asal kau datang ke kantorku, aku akan membuatmu sampai puas."
"Bagaimana dengan mulutmu?" Song Yi menatapnya dalam-dalam. "Bagaimana perasaanmu?"
Song Yi memang sungguh menawan dan mempesona hati para pria. Dia sengaja mencondongkan tubuhnya lebih dekat kepada Tang Si, sehingga pria itu bisa merasakan napas hangat Song Yi yang menerpa kulitnya.
Tatapan mata Tang Si tertuju pada pangsit yang ada di atas meja. Ekspresi wajahnya tidak berubah. Dia berkata dengan nada dingin, "Sepertinya semangkuk pangsit ini sudah membuatmu terlalu kenyang."
Tak apa-apa jika makan sampai kenyang. Ini hanya kegiatan santai.
Jika bukan karena sikap Tang Si ini, Song Yi akan benar-benar mengira dia adalah pria baik.
Song Yi tersenyum saat melihat reaksi Tang Si.
Jadi, Song Yi sama sekali tidak tersinggung dengan kata-kata Tang Si yang sarkastik dan menyudutkan. Saat dia memikirkannya, Song Yi justru ingin menggali informasi mengenai pria ini lebih dalam.
"Tang Si," kata Song Yi lembut. "Apa kau bisa memberi tahu aku apa yang ada di dalam pikiranmu?"
"Apa kau sedang menekanku?"
Tang Si menatap Song Yi dan membasahi bibirnya. Dia tersenyum dan bertanya, "Kalau begitu, di mana? Apakah di atas meja di dalam ruang investigasi ini kau akan menekanku dengan liar … "