Tuhan,
Kumohon jangan ambil nyawaku saat ini.
Aku membuka mata dan tersadar saat berada di dalam ruangan serba putih, ICU sebuah Rumah Sakit yang sudah sangat familiar. Kutatap wajah teduh istriku yang sepertinya sudah terjaga dalam waktu sangat lama.
"Alhamdulillah. Ayah sudah sadar. Ibu panggilkan dokter, ya? "
Kupegang tangannya lebih erat. Diapun kembali duduk. Senyumnya mengembang dan matanya berbinar bahagia.
"Ayah sempat pingsan saat kemarin sedang mengantri di depan ATM BRI," lirih ucapannya
Aku berusaha tersenyum sambil mengangkat kepala, sigap tangan istriku membenahi bantal sehingga aku bisa berbaring dengan nyaman dan kami bisa lebih leluasa bercengkerama.
Aku seorang pria berusia setengah abad yang betuntung, dikaruniai dua putra dan seorang putri dari pernikahanku dengan Syafitri. Putra pertamaku sudah bekerja, sebentar lagi akan berkeluarga, dia sudah memperkenalkan nama seorang gadis kepada kami. Saat kami berencana meminang gadis itu, aku kembali harus opname.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com