Bisma… jangan tinggalin gue bis… gue mohon. Maafin gue bis… hiks… hiks… gue nyesel bis! Gue nyeseelll! Hiks… hiks… mana janji lo bis?! Lo bilang lo nggak akan ninggalin gue! Dasar pembohong! Gue benci lo bis… gue benci lo… hiks… hiks…" isak tangis seorang remaja perempuan sambil memeluk batu nisan yang bertuliskan 'BISMA PAHLEVI Bin SUHERMAN'. Ia belum bisa menerima bahwa ia harus kehilangan sosok yang dicintainya. Sosok yang selama ini selalu menyemangatinya. Sosok yang selama ini selalu menemani di hari-harinya. Tapi kini ia harus pergi. Pergi untuk selamanya dan tak akan pernah kembali.
"udahlah Zhe. Buat apa lo tangisin orang yang udah nggak ada? Sia-sia lo nangis sejam dua jam. Toh juga dia nggak bakal kembali lagi. Mendingan kita pulang sekarang. Udah sore nih. Lo nggak mau pulang? Lo mau nginep di sini?" seorang sahabat dari remaja perempuan itu mencoba menenangkan. Remaja perempuan itu ternyata bernama Zhe.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com