webnovel

Ruang Rindu Ranaa

Kekecewaan, sakit hati, dan siksaan fisik yang dia terima selama bertahun-tahun membuat Ranaa memutuskan untuk bangkit. Ranaa ditemukan seorang pemulung di tempat sampah saat masih bayi. Dia pun merasa hadirnya tak diinginkan ke dunia ini. Namun hal itu membuatnya tak putus asa untuk mewujudkan impian. Dunia harus mengenalnya. Ranaa, seorang gadis yang lemah, bertekat untuk mengubah dirinya menjadi kuat. Dibantu oleh Damar, pemulung yang menemukannya, lelaki separuh baya itu menyembunyikan identitas Ranaa agar tak diganggu kumpulan preman yang ada di sekitar mereka. Damar mengajari Ranaa taekwondo dan berbagai pekerjaan lelaki. Badannya yang kurus kecil pun lama-lama menjadi kekar layaknya pemuda yang gagah. Tak disangka, Ranaa berhasil menarik perhatian seorang pemuda yang mempunyai visi dan misi yang sama. Yakni menunjukkan pada dunia akan keberadaan mereka. Akankah identitas Ranaa terkuak? Akankah mereka akhirnya saling jatuh cinta? Bagaimana mereka melewati rintangan dan kesulitan dalam menggapai cita-cita mereka? Apakah Ranaa juga akan menemukan orang tuanya? Semua diungkap tuntas dalam cerita kali ini.

Anni_Shofie_2311 · Urbain
Pas assez d’évaluations
4 Chs

Prolog

Damar berjalan pelan mendekati sebuah kardus yang nampak bergerak sendiri. Dia bertanya-tanya dalam hati, apa isi kardus itu. Apa mungkin binatang buas? Ular mungkin. Dengan bantuan sebuah kayu, dia menggulingkan kardus bekas sabun cuci bermerk tersebut.

"Astaghfirullah!" teriaknya saat isi kardus itu meluncur keluar dibarengi dengan suara tangisan bayi yang kencang.

"Duh, gusti. Kok, ada bayi di sini. Edan bener manusia ini. Tega bener naroh bayi di tempat seperti ini. Duh, sayang-sayang, cup-cup. Jangan nangis lagi. Ikut Pak Dhe pulang, yaa." Damar menggendong bayi kecil yang masih meronta dalam pelukannya. Didekapnya erat agar bayi itu merasa hangat dan tenang.

Tiba-tiba sebuah cincin meluncur dari kain yang membungkus bayi itu. Sebuah nama terukir di sana. Mungkin itu adalah cincin dari orang tua bayi itu.

"Bayi malang. Mulai sekarang kamu kuberi nama Ranaa Pamulang Sakti. Kamu perempuan tapi harus jadi laki-laki di tempat seperti ini, agar kamu tetap aman dari preman-preman jalanan itu. Ranaa. Kamu harus kuat, ya, Nak." Damar menarik sebuah tali dan mengikat cincin itu, dijadikannya mata kalung yang lalu dipakainya.