webnovel

BUS

" Mulai hari ini aku akan datang menjemput dan mengantar mu setiap hari" Tegas Griss

" Tidak perlu.., aku masih ingat jalan rumah ku" Irene mengerakan jari telunjuk nya ke kiri dan kekanan menunjukan tanda ketidaksetujuan nya

" Aku melakukan nya bukan karena aku ingin.., aku hanya tidak ingin Edlert menganggu .." menganggu mu setiap hari nya.., menempel kemanapun kau dan aku pergi.

" Dan aku juga tidak ingin kau menganggu ku… dan berada di dekat ku terus menerus" ini hanya pura-pura.., kenapa dia berlaku selanyak nya aku dan dia bertunangan?

" Untuk menyakinkan semua orang dan kedua orang tua kita" kau tidak tahu seberapa senang papa ketika aku memberitahu kalau aku memutuskan untuk menjadikan mu tunangan. Tanpa ada penolakan sama sekali ia langsung menyetujui nya.. bahkan hampir saja menerobos rumah mu dengan pasukan untuk melamar mu. mengingat kejadian itu membuat muka Griss memerah karena merasa malu yang luar biasa

" Kenapa wajah mu memerah? " Irene meletakkan tangan nya di kepala Griss dan mengukur suhu tubuh nya

" Aku.. aku hanya tidak terbiasa terlalu lama di bawah sinar matahari" Griss langsung menepis tangan Irene

" Dasar anak manja.., karena hal ini .. aku tidak bisa menjual atau mendapat apapun dari anak orang kaya itu" seharus nya aku bisa memeras mereka jika mereka terus membully diri ku.., aku rindu masa-masa di mana tangan ku penuh dengan uang.

" Ya.. aku peringatkan untuk menghentikan kebiasaan itu.., kau jangan mencoreng nama ku.., bagaimana mungkin tunangan ku.. tidak mendapatkan uang dari ku. Aku dapat memberikan mu uang dengan cukup.. tanpa harus menjual barang-barang mu"

" Dengan uang ayah mu…, bukan uang mu sendiri" Irene berjalan cepat meninggalkan Griss

" Ya.. kenapa kau sangat keras kepala.." Griss mengikuti Irene

Tanpa mereka sadari.., mereka berdua berjalan bersama menyelusuri perkotaan , berdampingan , mereka terlihat layak nya pasangan serasi, seorang lelaki tampan yang sangat putih, dan seorang wanita yang terlihat antlentis dengan tinggi tubuh nya, ia terlihat berkarisma saat berjalan.

"Bisakah kita berhenti dulu.. aku sangat lelah.., tidak bisakah kita hanya menaiki mobil, kau lihat mereka mengikuti kita di belakang" Supir Griss yang terus mengikuti diri nya " tidak bisakah kita tidak berpanas-panasan? Aku bahkan belum memakai tabir surya.. besok kulit ku akan mengelupas.., apa kau tidak memakai tabir surya?" Keluh Griss sepanjang jalan.., ia membungkukan tubuh nya sambil berjalan karena lelah, sesekali kaki nya terseret dan terdengar suara seretan

" Ya.. tidak bisakah kau berhenti mengeluh" Irene berhenti mendadak dan menghadap belakang, membuat Griss menabrak tubuh Irene, sekali lagi mereka sangat dekat. Angin sepoi-sepoi itu menerbangkan helaian-helaian rambut Irene, beberapa helai dari rambut itu melintasi wajah Griss, ia menatap helain rambut tersebut dan diam-diam menghirup wangi dari rambut Irene, ia baru menyadari jika tubuh Irene memang sangat tinggi.., tepat di atas bibir nya.. kening Irene berada.. setinggi itu tubuh nya.

" Karena aku lelah.." Griss mengelengkan kepala nya untuk menyadarkan diri nya

Bagaimana bisa aku harus berurusan dengan anak manja ini? Irene mendongkakan kepala nya untuk menatap wajah Griss, sebelum ia mendongkak kan kepala.. ia mendapati keringat Griss yang mengalir dari leher nya menuju jangkun nya, saat Irene mendongkakan kepala.. pada saat itu juga Griss menunduk menatap Irene.., membuat bibir mereka hampir saja bersentuhan.., mereka terbaku satu sama lain sambil menelan ludah. Dengan segera Irene mundur beberapa langkah dari Griss.. dan membuang muka nya

" Sebentar lagi kita akan sampai di pemberhentian buss.." Irene menarik tangan Griss.. " kalau tidak cepat.. kau tidak akan mendapatkan tempat duduk"

Bus berhenti tepat saat mereka berdua berada di pemberhentian bus, beberapa orang menyerobot untuk memasuki bus, bus di penuhi oleh orang-orang.. dan hanya menyisakan satu bangku saja, tentu saja.. itu di karenakan jam orang-orang pulang sekolah dan makan siang.

" Kau duduk lah.. aku takut kau akan pingsan" Irene menunjukan bangku di depan nya

" Bagaimana dengan diri mu?"

" Aku akan berdiri .. dan berpengangan.."

" bagaimana bisa seorang lelaki membiarkan wanita berdiri, sana.. kau yang duduk"

" Ini pertama kali nya kau naik bus kan? Kau tidak tahu seberapa kuat guncangan di dalam bus ini saat berjalan.. aku hanya tidak ingin mengendong mu pulang"

Sementara mereka berdua berdebat, seorang lelaki paruh baya langsung menduduki kursi tersebut dan menatap mereka berdua sambil tersenyum. Membuat Irene merasa kesal.., namun ia juga tidak akan tega melihat lelaki paruh baya itu berdiri cukup lama, walau ia ragu.. apakah fisik lelaki di depan nya melebihi pria paruh baya

" Bersiap lah" Irene memperingati Griss sambil tersenyum lebar

" Apa?"

Bus itu mulai berjalan, semua orang yang berdiri saling bergoyang satu sama lain, sambil sesekali menabrak satu sama lain, di tambah area yang berkelok dan penanjakan, membuat Griss melotot sambil berusaha menyeimbangkan diri, ia terus bergoyang tanpa henti.. beberapa kali bergerak maju ke depan dan kebelakangan dan menabrak orang di samping nya. Irene tak henti-henti nya tertawa melihat Griss.

" Pegang tangan ku" Irene mendekat kearah Griss, berdiri di samping nya, " Kau bisa bersender pada ku.. jika tidak sanggup"